RPP Bahasa Jawa SMA/SMK Kelas X Kurikulum 13 Crita Cerkak
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Sekolah : SMK/ SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/Semester : X / Gasal
Materi Pokok : Crita Cekak
Alokasi Waktu : 8 x 45
menit (4 x pertemuan)
A. Kompetensi
Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,
menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual,
konseptual, proseduralberdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator :
1.2
Menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan anugerah
Tuhan berupa bahasa Jawa
dalam bentuk teks crita cekak.
2.2
Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dalammenggunakan bahasa
Jawa dalam bentuk
teks crita cekak.
3.2
Menelaah teks crita cekak.
Indikator : 3.2.1
Peserta didik mampu memahami konsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur teks crita cekaklisan
maupun tulisan
3.2.2 Peserta
didik mampu mengidentifikasikonsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur teks crita cekaklisan
maupun tulisan
3.2.3 Peserta
didik mampu menelaah konsep, struktur, kaidah
dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
3.2.4 Peserta
didik mampu mengevaluasi konsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur teks crita cekaklisan
maupun tulisan
4.2
Menulis dan menyajikan sinopsis teks crita cekak yang dibacanya
Indikator
:4.2.1
Peserta didik mampu menginterpretasisinopsistekscrita cekaklisan maupun
tulisan
4.2.2 Peserta
didik mampu menulissinopsistekscrita
cekaklisan maupun tulisan sesuai
dengan unggah-ungguh bahasa jawa.
4.2.3
Peserta didik mampu
menyuntingsinopsistekscrita cekaklisan
maupun tulisan
4.2.4
Peserta didik
mampumenyajikan sinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
C.
Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan ke :
5
a.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
b.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat menerapkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab,peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, danproaktif dalam menggunakan bahasa Jawa dalam bentukteks crita cekak.
c.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat memahami konsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur teks crita cekaklisan
maupun tulisan.
d.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat mengidentifikasikonsep, struktur,
kaidah dan pitutur luhur teks crita
cekaklisan maupun tulisan.
e.
Setelah berdiskusi dan
mengisi lembar kerja, peserta didik dapat memahami dan mengidentifikasikonsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur
teks crita cekaklisan maupun tulisan.
Pertemuan ke :
6
1. Selama
dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menerima, mensyukuri,
menghayati, dan mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
2. Selama
dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapat menerapkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab,peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
danproaktif dalam menggunakan bahasa Jawa dalam bentukteks crita cekak.
3. Selama
dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapatmenelaahkonsep, struktur,
kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan.
4. Selama
dan setelah proses pembelajaran, peserta didik dapatmengevaluasi konsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan.
5. Setelah
berdiskusi dan mengisi lembar kerja, peserta didik dapat menelaah dan
mengevaluasi konsep, struktur, kaidah
dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan.
Pertemuan ke :
7
1.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
2.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat menerapkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab,peduli (gotongroyong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif, danproaktif dalam menggunakan bahasa
Jawa dalam bentukteks crita cekak.
3.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat menginterpretasitekscrita cekaklisan maupun tulisan.
4.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat menulissinopsis tekscrita cekaklisan maupun tulisansesuai
dengan unggah-ungguh bahasa jawa.
5.
Setelah berdiskusi dan
mengisi lembar kerja, peserta didik dapat menginterpretasi dan menulis sinopsis
teks crita cekaklisan maupun tulisan.
Pertemuan ke :
8
1.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapat menerima, mensyukuri, menghayati, dan
mengamalkan anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dalam bentuk teks crita cekak.
2.
Selama dan setelah proses
pembelajaran, peserta didik dapat menerapkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab,peduli (gotongroyong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif, danproaktif dalam menggunakan bahasa
Jawa dalam bentukteks crita cekak.
3.
Selama dan setelah proses
pembelajaran, peserta didik dapatmenyuntingsinopsis tekscrita cekaklisan maupun
tulisan.
4.
Selama dan setelah
proses pembelajaran, peserta didik dapatmenyajikan sinopsis tekscrita cekaklisan maupun tulisan.
5.
Setelah berdiskusi dan
mengisi lembar kerja, peserta didik dapat menyunting dan menyajikansinopsis
teks crita cekaklisan maupun tulisan.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Ke :
5
1.
Pengertian cerkak
2.
Unsur intrinsik
dan ekstrinsik cerkak
Pertemuan Ke :
6
1.
Pengertian cerkak
2.
Contoh karya cerkak
Pertemuan Ke :
7
1.
Pengertian cerkak
2.
Contoh karya cerkak
Pertemuan Ke :
8
1.
Contoh cerkak
E. Metode Pembelajaran:
1. Model :
Cooperative Learning
2. Pendekatan : Scientific
3. Metode :
Discovery Learning
(Pertemuan 5 dan 6)
Problem Based learning (Pertemuan 7)
Project Based learning (Pertemuan 8)
Diskusi, Demonstrasi, Tanya Jawab dan Problem solving
F. Alat dan Sumber belajar
1.
Media
a.
Slide
(power point) pengertian
cerkak
b.
Lembar
Kerja Peserta didik
c.
Lembar
pengamatan
2.
Alat/Bahan
a.
Alat
Peraga
1)
Laptop
2)
LCD
b.
Bahan
Belajar
1)
Gambar
dan tayangan pengertian cerkak.
2)
Gambar dan tayangan contoh cerkak.
3.
Sumber
Belajar :
a. Buku Prigel Basa Jawa Kagem
SMA/SMK/MA kelas X terbitan Erlangga
b. Buku-buku
lain yang relevan
c. Sumber
lain yang relevan dan disesuaikan dengan kondisi setempat.
G.
Kegiatan
Pembelajaran
Pertemuan
Ke
|
Langkah – langkah
|
Alokasi waktu
|
Terlaksana
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
5
|
A. Kegiatan Pendahuluan
:
Komunikasi
1. Memimpin
doa (Meminta seorang peserta didik untuk memimpin doa).
2. Guru
memberi salam, dilanjutkan dengan presensi, dan menanyakan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti proses belajar mengajar.
3. Meminta
peserta didik untuk menanyakan kesulitan mengenai materi sebelumnya dan /atau
pekerjaan rumah.
4. Meminta
peserta didik untuk memberi tanggapan terhadap kesulitan yang muncul.
5. Memberikan
penguatan terhadap jawaban peserta didik
untuk menyelesaikan masalah tersebut, apabila tidak ada peserta didik
yang memberikan jawaban yang benar.
Apersepsi
1.
Guru memberikan
gambaran tentang pentingnya memahami cerkak
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari (misal : permasalahan sosial yang
diangkat di dalam cerkak)
2. Sebagai
apersepsi untuk mendorong rasa ingin
tahu dan berpikir kritis,
peserta didik diajak mengamati masalah yang berkaitan dengan cerkak.
3. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu menemukan konsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan.
B. Kegiatan Inti
1. Fase
1 : Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan)
a.
Peserta didik membuat kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4
orang
b.
Guru mengarahkan peserta didik membuka cerkak
berjudul Sing Nandur Bakal Ngundhuh
yang terdapat di buku Prigel Basa Jawa halaman 17.
c.
Kelompok peserta didik diberikan Lembar Kerja
d.
Peserta didik diarahkan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam LK
2. Fase
2 : Problem Statment (Pernyataan/
identifikasi masalah)
a.
Peserta didik mengekplorasi pengetahuan dan informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b.
Peserta didik merencanakan strategi yang akan dipilih untuk
menyelasaikan masalah dengan bertanya pada guru bila menemui kesulitan, dan
menalar informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk memcahkan masalah.
3. Fase
3 : Data Collection (Pengumpulan
data)
a.
Peserta didik berdiskusi dengan teman kelompoknya dan mencoba memilih
strategi yang tepat untuk memecahkan permasalahan dengan mengaitkan
pengetahuan-pengetahuan yang relevan dalam pemecahan masalah yang diberikan.
b.
Peserta didik mengerjakan LK dengan menelaah cerkak berjudul Sing Nandur
Bakal Ngundhuh yang terdapat di buku Prigel Basa Jawa halaman 17.
4. Fase
4 : Data processing (Pengolahan
data)
a.
Peserta didik menelaah hasil yang didapatkan.
b.
Peserta didik mencoba menyimpulkan hasil pekerjaannya melalui LK yang
telah dikerjakan.
5. Fase
5 : Verification (Pembuktian)
a.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
memperhatikan tanggapan dari kelompok lain atau alternatif penyelesaian dari
kelompok lain.
b.
Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memberikan penguatan positif.
6. Fase
6 : Generalization (Menarik kesimpulan)
a.
Guru bersama peserta didik menyimpulkan konsep yang terkandung dalam cerkak Sing Nandur Bakal Ngundhuh
b.
Konsep yang telah disimpulkan bersama-sama dalam kelas kemudian
dikaitkan kembali dengan kehidupan sehari-hari.
c.
Peserta didik bersama
dengan guru melakukan generalisasi terhadap pemecahan masalah berdasarkan
hasil diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
d.
Guru mengumpulkan
semua hasil diskusi tiap kelompok.
C.
Kegiatan Penutup
1. Peserta
didik diminta menyimpulkan tentang cerkak Sing Nandur Bakal Ngundhuh
2. Dengan
bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan
disimpulkan mengenai cerkak Sing Nandur Bakal Ngundhuh
3. Guru
memberikan tugas terstruktur (PR).
4. Guru
mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk lebih mendalami cerkaksecara umum
5. Guru
memberikan tugas remedial bagi yang belum mencapai KKM dan tugas pengayaan
bagi yang telah mencapai KKM.
6. Guru
menginformasikan materi pembelajaran berikutnya yaitu menganalisiskonsep, struktur,
kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan.
|
10 menit
70 menit
10 menit
|
||
Pertemuan
Ke
|
Langkah – langkah
|
Alokasi waktu
|
Terlaksana
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
6
|
A. Kegiatan Pendahuluan
:
Komunikasi
1. Mengawali pembelajaran dengan berdoa (Meminta
seorang peserta didik untuk memimpin doa).
2. Guru
memberi salam, dilanjutkan dengan presensi, dan menanyakan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti proses belajar mengajar.
3. Meminta
peserta didik untuk menanyakan kesulitan mengenai materi sebelumnya dan /atau
pekerjaan rumah.
4. Meminta
peserta didik untuk memberi tanggapan terhadap kesulitan yang muncul.
5. Memberikan
penguatan terhadap jawaban peserta didik
untuk menyelesaikan masalah tersebut, apabila tidak ada peserta didik
yang memberikan jawaban yang benar.
Apersepsi
1.
Guru memberikan
gambaran tentang pentingnya memahami cerkak
untuk menyelesaikan masalah sehari-hari (misal : permasalahan sopan santun
yang diangkat di dalam cerkak)
2. Sebagai
apersepsi untuk mendorong rasa ingin
tahu dan berpikir kritis,
peserta didik diajak mengamati masalah yang berkaitan dengan cerkak.
3. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu menemukan konsep dalam cerkak.
B. Kegiatan Inti
1. Fase
1 : Stimulation (stimulasi/pemberian
rangsangan)
a.
Peserta didik membuat kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4
orang
b.
Guru mengarahkan peserta didik membuka cerkak
berjudul Gara-Gara Ora Nggugu Wong Tuwa
yang terdapat di buku Prigel Basa Jawa halaman 22.
c.
Kelompok peserta didik diberikan Lembar Kerja
d.
Peserta didik diarahkan untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam LK
2. Fase
2 : Problem Statment (Pernyataan/
identifikasi masalah)
a.
Peserta didik mengekplorasi pengetahuan dan informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b.
Peserta didik merencanakan strategi yang akan dipilih untuk
menyelasaikan masalah dengan bertanya pada guru bila menemui kesulitan, dan
menalar informasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk memcahkan masalah.
3. Fase
3 : Data Collection (Pengumpulan
data)
a.
Peserta didik berdiskusi dengan teman kelompoknya dan mencoba memilih
strategi yang tepat untuk memecahkan permasalahan dengan mengaitkan
pengetahuan-pengetahuan yang relevan dalam pemecahan masalah yang diberikan.
b.
Peserta didik mengerjakan LK dengan menelaah cerkak berjudul Gara-Gara
Ora Nggugu Wong Tuwa yang terdapat di buku Prigel Basa Jawa halaman 22.
4. Fase
4 : Data processing (Pengolahan
data)
a.
Peserta didik menelaah hasil yang didapatkan.
b.
Peserta didik mencoba menyimpulkan hasil pekerjaannya melalui LK yang
telah dikerjakan.
5. Fase
5 : Verification (Pembuktian)
a.
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan
memperhatikan tanggapan dari kelompok lain atau alternatif penyelesaian dari
kelompok lain.
b.
Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memberikan penguatan positif.
6. Fase
6 : Generalization (Menarik kesimpulan)
a.
Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil
analisiskonsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhuryang terkandung dalam cerkakGara-Gara Ora Nggugu Wong Tuwa
b.
Konsep yang telah disimpulkan bersama-sama dalam kelas kemudian
dikaitkan kembali dengan kehidupan sehari-hari.
c.
Peserta didik bersama
dengan guru melakukan generalisasi terhadap pemecahan masalah berdasarkan
hasil diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
d.
Guru mengumpulkan
semua hasil diskusi tiap kelompok.
e.
Guru memberikan soal
untuk dikerjakan oleh masing-masing peserta didik dalam waktu 10 menit (Tes
tertulis).
C.
Kegiatan Penutup
1.
Peserta didik diminta
menyimpulkan tentang cerkakGara-Gara Ora Nggugu Wong Tuwa.
2. Dengan
bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan
disimpulkan mengenai Gara-Gara Ora Nggugu Wong Tuwa
3. Guru
memberikan tugas terstruktur ( PR).
4. Guru
mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk lebih mendalami cerkaksecara umum
5. Guru
memberikan tugas remedial bagi yang belum mencapai KKM dan tugas pengayaan
bagi yang telah mencapai KKM.
6. Guru
menginformasikan materi pembelajaran berikutnya yaitu menginterpretasidan
memproduksi sinopsis tekscrita cekak.
|
10 menit
70 menit
10 menit
|
||
Pertemuan
Ke
|
Langkah – langkah
|
Alokasi waktu
|
Terlaksana
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
7
|
A. Kegiatan
Pendahuluan :
Komunikasi
1.
Mengawali pembelajaran dengan berdoa(Meminta
seorang peserta didik untuk memimpin doa)
2. Mengecek
kehadiran peserta didik dan meminta peserta didik untuk menyiapkan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan, misalnya buku peserta didik dan
alat tulis.
3. Meminta
peserta didik untuk menanyakan kesulitan mengenai materi sebelumnya dan /atau
pekerjaan rumah
4. Meminta
peserta didik untuk memberi tanggapan terhadap kesulitan yang muncul
5. Memberikan
penguatan terhadap jawaban peserta didik atau memberikan scaffolding untuk
menyelesaikan masalah tersebut, apabila tidak ada peserta didik yang
memberikan jawaban yang benar.
Apersepsi
1. Guru
memberikan gambaran tentang pentingnya memahami sinopsis terutama sinopsis cerkak.
2. Sebagai
apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, peserta
didik diajak memecahkan masalah yang berkaitan dengan sinopsis dalam cerkak.
3.
Guru memberi motivasi
kepada peserta didik secara kontekstual manfaat dan aplikasi dari menginterpretasidan
memproduksi sinopsis tekscrita cekak.
4.
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu menginterpretasidan menulis
sinopsis tekscrita cekak. lisan
maupun tulisan maupun tulisan.
B. Kegiatan Inti
1.
Fase 1 : Orientasi
peserta didik kepada masalah
a. Guru
mengajukan permasalahan dengan bantuan IT (power point).(CerkakMung
saukara)
b. Guru
meminta peserta didik mengamati (membaca) dan memahami masalah secara
individu dan mengajukan hal-hal yang belum dipahami terkait masalah yang
disajikan.
c. Jika
ada peserta didik yang mengalami masalah, guru mempersilakan peserta didik
lain untuk memberikan tanggapan. Bila diperlukan, guru memberikan bantuan
secara klasikal.
d. Guru
meminta peserta didik menuliskan informasi yang terdapat dari masalah
tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.
2. Fase
2 : Menanya Mengorganisaikan
peserta didik
a. Guru
meminta peserta didik membentuk kelompok heterogen (dari sisi kemampuan,
gender, maupun agama) sesuai pembagian kelompok yang telah direncanakan oleh guru.
b. Guru
membagikan Lembar Kegiatan peserta didik (LK) yang berisikan masalah dan
langkah-langkah pemecahan serta meminta peserta didik berkolaborasi untuk
menyelesaikan masalah.
c. Guru
berkeliling mencermati peserta didik bekerja, mencermati dan menemukan
berbagai kesulitan yang dialami peserta didik, serta memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
d. Guru
memberi bantuan berkaitan kesulitan yang dialami peserta didik secara
individu, kelompok, atau klasikal.
e.
Mendorong peserta
didik agar bekerja sama dalam kelompok.
3. Fase
3 : Membimbing penyelidikan
individu dan kelompok
a.
Dengan
media yang disediakan, guru meminta peserta didik untuk menyelesaikan masalah
yaitu menginterpretasi dan memproduksi sinopsis tekscrita cekakMung saukara.
b. Guru meminta peserta didik berdiskusi
untuk menginterpretasi dan memproduksi sinopsis tekscrita cekakMung saukara
4. Fase 4 : Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
a. Guru
meminta peserta didik menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara rapi,
rinci, dan sistematis.
b. Guru
berkeliling mencermati peserta didik bekerja menyusun laporan hasil diskusi,
dan memberi bantuan, bila diperlukan.
c. Guru
meminta peserta didik menentukan perwakilan kelompok secara musyawarah untuk
menyajikan (mempresentasikan) laporan di depan kelas.
5.
Fase
5 : Menganalisa
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
a. Guru
meminta semua kelompok bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok yang
mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara
runtun, sistematis, santun, dan hemat waktu.
b. Guru
memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok penyaji untuk
memberikan penjelasan tambahan dengan baik.
c. Guru
memberi kesempatan kepada peserta didik dari kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
d. Guru
melibatkan peserta didik mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan
dari peserta didik yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang
disampaikan peserta didik sudah benar.
e. Selanjutnya,
dengan tanya jawab, guru mengarahkan peserta didik menyatakan sinopsis tekscrita cekakMung saukara
f. Dengan
memperhatikan penyelesaian dari masalah, Guru mengarahkan peserta didik untuk
dapat menemukan sinopsis tekscrita
cekakMung saukara
g. Guru
mengumpulkan semua hasil diskusi tiap kelompok.
C. Kegiatan
Penutup
1. Dengan bimbingan guru, peserta didik
menyimpulkan tentang sinopsis tekscrita
cekakMung saukara
2. Guru
memberikan tugas terstruktur (PR)
3. Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan
bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru dapat
memberikan remidi bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
4. Guru menyampaikan manfaat dan
nilai-nilai yang bisa diambil materi tersebut bagi kehidupan
5. Informasi
rencana pembelajaran yang akan datang yaitu menyunting dan menyajikan sinopsis tekscrita cekaklisanmaupun tulisan
6. Menutup pelajaran dengan salam
|
10 Menit
70 menit
10 menit
|
||
Pertemuan
Ke
|
Langkah – langkah
|
Alokasi waktu
|
Terlaksana
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
8
|
A. Kegiatan
Pendahuluan :
Komunikasi
1. Mengawali pembelajaran dengan berdoa(Meminta
seorang peserta didik untuk memimpin doa).
2. Guru
memberi salam, dilanjutkan dengan presensi, dan menanyakan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti proses belajar mengajar.
3. Meminta
peserta didik untuk menanyakan kesulitan mengenai materi sebelumnya dan /atau
pekerjaan rumah
4. Meminta
peserta didik untuk memberi tanggapan terhadap kesulitan yang muncul.
5. Memberikan
penguatan terhadap jawaban peserta didik untuk menyelesaikan masalah
tersebut, apabila tidak ada peserta didik yang memberikan jawaban yang benar.
Apersepsi
1. Guru
memberikan gambaran tentang pentingnya memahami menyuntingdan menyajikan
sinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
2. Sebagai
apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis,
peserta didik diajak mengamati berbagai contoh sinopsis cerkak.
3. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu peserta didik mampu
menyuntingdan menyajikan sinopsis tekscrita
cekaklisan maupun tulisan
4. Guru
menyampaikan metode yang akan
digunakan (Metode Project Based
Learning) dalam kegiatan pembelajaran yaitu akan diberikan suatu proyek
yang harus diselesaikan secara kelompok melalui diskusi dengan penyelesaian
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.
B. Kegiatan Inti
1.
Tahap Perencanaan
Proyek
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari 4 orang.
b. Masing-masing kelompok diberikan Lembar
Kerja selanjutnya diarahkan untuk mengamati petunjuk pengerjaan proyek.
c. Guru memberi kesempatan peserta didik
untuk bertanya mengenai rancangan hal-hal yang harus dilakukan dan teknik untuk
menyelesaikan proyek, apabila ada yang tidak dimengerti
d.
Peserta didik menetapkan rencana kegiatan sesuai
dengan sistematika proyek pada rubrik penilaian
2.
Tahap Pelaksanaan
a. Peserta didik mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek melalui buku, kamus, internet maupun
wawancara.
b.
Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan
penyelesaian proyek dan menyajikan data dalam deskripsi.
c.
Selama peserta didik bekerja di dalam kelompok untuk
menyajikan data dalam bentuk deskripsi, guru memperhatikan, memandu dan
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam diskusi.
d.
Guru meminta peserta didik menyiapkan laporan hasil
diskusi kelompok secara rapi, rinci, dan sistematis.
e.
Guru meminta peserta didik menentukan perwakilan
kelompok secara musyawarah untuk menyajikan (mempresentasikan) laporan di
depan kelas.
3.
Tahap Penilaian
a.
Guru meminta semua
kelompok bermusyawarah untuk menentukan satu kelompok yang mempresentasikan
(mengkomunikasikan) hasil diskusinya di depan kelas secara runtun,
sistematis, santun, dan hemat waktu.
b.
Guru memberi
kesempatan kepada peserta didik dari kelompok penyaji untuk memberikan
penjelasan tambahan dengan baik.
c.
Guru memberi
kesempatan kepada peserta didik dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji dengan sopan.
d.
Guru melibatkan
peserta didik mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta masukan dari
peserta didik yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang
disampaikan peserta didik sudah benar.
e.
Selanjutnya, dengan
tanya jawab, guru mengarahkan peserta didik menyimpulkan tentang bentuk dan
cara penyajian data dalam tabel, diagram/plot
f.
Guru mengumpulkan
semua hasil diskusi tiap kelompok
C. Kegiatan
Penutup
1. Dengan
bantuan presentasi komputer, guru menayangkan apa yang telah dipelajari dan
disimpulkan mengenai materi yang telah dipelajari hari ini.
2. Guru
memberikan tugas terstruktur ( PR).
3. Guru
mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk lebih mendalami sinopsis
tekscrita cekaklisan maupun tulisan
4. Guru
memberikan tugas remedial bagi yang belum mencapai KKM dan tugas pengayaan
bagi yang telah mencapai KKM.
5. Guru
menginformasikan materi pembelajaran berikutnya yaitu pawarta dan memberikan tugas baca.
|
10 Menit
70 menit
10 menit
|
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar :
Pertemuan 5
1.
Penilaian Proses :
a.
Teknik penilaian :
Pengamatan dan tes tertulis
b.
Penilaian Proses :
NO
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1
|
Sikap
a.
Taat dalam menjalankan ajaran agama
b.
Tekun
c.
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok
d.
Bertanggung jawab
e.
Toleran terhadap teman
f.
Kreatif dalam menyelesaikan permasalahan
g.
Jujur
h.
Cermat dalam menyelesaikan permasalahan
i.
Santun dalam bertindak
j.
Responsif
k.
Proaktif
|
Pengamatan (Lembar observasi sikap,
Lembar Penilaian Diri , lembar penilaian antar teman, Penilaian Jurnal)
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
2
|
Pengetahuan
a. Tes kemampuan kognitif dengan menjawab
soal-soal uraian tentang memahami dan mengidentifikasi konsep, struktur, kaidah
dan pitutur luhur teks crita cekak lisan maupun tulisan.
b.
Menjelaskan materi pembelajaran tentang memahami dan
mengidentifikasi konsep, struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita
cekak lisan maupun tulisan.
|
Pengamatan,
tugas diskusi, dan tes tertulis essay
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
3
|
Keterampilan
a.
Membuat paparan dan menganalisis tentang memahami dan
mengidentifikasi konsep, struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita
cekak lisan maupun tulisan.
|
Pengamatan
(praktik, project dan portofolio)
|
Pada saat
penyelesaian tugas dan diskusi
|
2.
Hasil Belajar :
Instrumen Penilaian : Tes Tertulis
Durjana
Pak Sarmín
katón gêtêm-gêtêm, ngrungókaké pawartå, yèn íng wêktu iki akèh wóng kang kélangan,
akèh malíng kang pådhå bêropérasi. Sak liyané omah-omah biasa, papan kang
kanggo jujugan malíng yå iku kantór-kantór pêmêrintahan. Pak Sarmín katón
anyêl amargå sêtêngah tahún kêpungkúr kantóré yå pêrnah disatróni
malíng.Sanadyan bapak kêpala íng kantóré ora paríng dukå marang dhèwèké,
nangíng Pak Sarmín rumångså isín.
Åpå manèh
dhèwèké kudu ngadhêpi pitakóné bapak-bapak såkå kêpulisian, síng sêmuné kåyå
nudhúh marang dhèwèké.Pak Sarmín anggóné jågå malêm íng salah sawijiné kantór
pêmêrintahan wís sawêtårå suwé, kurang luwíh wís róng pulúh tahun.Mbók mênåwå
umuré wís kêtuwan mênåwå ngajókaké dadi pêgawai nêgêri, mulå dhèwèké wís
mupús.Jågå malêm kanggoné dhèwèké ora nggolèki lêmbaran rupiah, nangíng ngiras
pantês kanggo tirakat, mêlèk wêngi, kanggo sêsiríh.Ora ånå liyå síng
diprihatinaké, didongakké sabên dinå yaiku anak lanang siji-sijiné, Parjo. Anak
lanang síng didåmå-dåmå, digadhang-gadhang lan digayúh mugå-mugå bisa mikúl
dhuwúr mêndhêm jêro marang dhèwèké.
Parjo
salah sawijiníng pêmudha kang gagah, dêdêg piadêgé éntúk, lan praupané ya ora
pati nguciwani. Mulå ora maido yèn duwé pêpinginan dadi pulisi. Nanging Pak
Sarmín sêmpat was-was, sawisé lulús SMA, Parjo wís nyobå ndhaftar dadi pulisi
kapíng pindho, nangíng gagal têrús, lan ora mangêrtèni åpå síng nyêbabaké
gagalé. Yèn ditakoni jaré kabèh ujiané yå biså nggarap, ujian fisik yå biså,
mbók mênåwå nasibé waé sing durúng apík.Róng ndinå iki Pak Sarmín ora doyan
mangan, amargå mikír pênjaluké anaké lanang.Anak lanang siji-sijiné ora tau
njalúk, njalúk pisan waé dhèwèké ora biså nuruti.Parjo pancèn arang nêmbúng
njalúk marang wóng tuwané, wís kulinå såkå cilík, kêpingín klambi waé ora bakal
nêmbúng marang wóng tuwané.Nèk ditukókné yå diênggo, nèk ora yå múng mênêng
waé. Róng ndinå kêpungkúr Parjo sêmpat ngómóng marang bapaké,
"Pak,
pripún nèk kulå pênjênêngan pundhútké mótór, krédit mawón, mêngké kula tak
ngojèk, hasilé rak sagêd kanggé ngangsúr..., timbangané kulå nganggúr wóntên
ndalêm, sak mênika padós pêdamêlan nggíh angèl?!".
"Jo...,
Jo... åpå kowé ki ra ngêrti, dinggo nyukupi butúh sabên dinané waé kangèlan, la
kók dinggo tuku móntór!, kowé kuwi nglindúr pó piyé?"
"Nggíh
sampún....".
***
Têlúng
sasi wís mlaku, rikålå wêktu ngasar Karmo, adiné lanang Pak Sarmín nyêdhaki
lungguhé Pak Sarmín têrús ngómóng kanthi sora lan sêmangat makantar-kantar,
"Mas... Mas Sarmín, ati-ati lho Mas... sakiki wis wiwít akèh pêncurian,
malíng-malíng wís mêrajaléla manèh, kåyå têlúng sasi kêpungkúr, iki malah
tambah nêmên."
"Mo...
Mo! Ómóng kók pathing pêcóthót, mêrajaléla ki åpå cobå?"
"Hé... hé..., êmbúh Mas, wóng aku gúr mèlu-mèlu koran kaé kók! Níng tênan lho Mas, soalé síng diarah sakiki kantór-kantór manèh, biasané njikúk kónmutér, síng di jikúk åpå ya... anu, nèk
"Hé... hé..., êmbúh Mas, wóng aku gúr mèlu-mèlu koran kaé kók! Níng tênan lho Mas, soalé síng diarah sakiki kantór-kantór manèh, biasané njikúk kónmutér, síng di jikúk åpå ya... anu, nèk
ora salah
jênêngé cé... pé... u."
"Mbók
nèk ra mudhêng ki takón sík, dadi nèk ómóng ora ngisin-isini, kónmutêr ki bèn
mumêt på?! Síng bênêr ki kómputêr....., cah nèk ra tau mangan sêkolahan yå kåyå
kowé kuwi...."
Ngrungókké
sindhirané kakangé, Karmo gúr njêgègès, malah têrús nêrangaké nganggo bahasa
Indonésia.
"Coba
bayangkan dalam satu bulan saja di sêkitar kita ini sudah têrjadi lima kali
pêncurian dan anèhnya sêpêrti di jadwal. Hari ini sêbêlah barat, dua hari
kêmudian timúr, têrús sêlatan, utara... wah uédan tênan. Apa polisi tidak
bêrtindak yå Mas?! Wah..... sungguh têrlalu!" Karmo nirókaké gayané salah
sawijiné pêran ing sinêtrón Êntóng.
"Iyå,
aku ngêrti, têrús aku kón ngåpå?" sêmauré Pak Sarmín.
"Lho....
Sampéyan niku pripún tho Mas, lha wóng kêmarin kan kantóré Mas Sarmín baru
dapat kiriman lima sèt kómputêr lêngkap, pasti mêréka sudah tahu. Saya yakin
lima ratús pêrsèn kalau sêbêntar lagi pasti mênjadi TO-nya para pêncuri
itu!".
"Kowé
kuwi ómóngan nyêlót ra nggênah, lé mu sinau bahasa Indonésia ki nèngêndi to Mo,
wóng yakin kók limangatús pêrsèn, éh.... Mo, TO kuwi åpå tó?"
"Wah
Mas Sarmín ki kurang gaúl tênan, TO itu singkatan dari Targèt Opêrasi!! you know?!... yå opêrasinya pårå pêncuri
itu," Sarmo njawab karo nyêngèngès.
"O...
alah Mo... Mo, mbók nyêbút. Lha wóng kowé kuwi gúr lulusan kathók cêndhak waé
kók kêmaki!"
Durúng
suwé anggóné pådå rêmbugan, Parjo katón nyêdhaki bapaké karo nggawa bungkusan.
"Pún
dangu, Lík? Niki kula tumbaské gorèngan, mumpúng taksíh angêt. Niki Pak kula
tumbaské sês, rêmêné bapak!" Parjo ngulúngaké rókók marang bapaké. Karmo
njawab pitakóné ponakané térús nyaút témpé gorèng lan lómbók rawít.
"Wah
kowé kalêbu wóng síng untúng, Mas! Anak múng siji, gèk ngêrti marang wóngtuwå.
Lha aku iki anak papat, jan blas ora ånå síng ngêrti siji-sijia. Åpå manèh
nukókké rókók, isané ya nyêlêri rókóké bapaké! Parjo ki sakiki kêrja nènggêndi
ta, Mas?"
"Ora
kêrjå åpå-åpå, nèk tak takóni jaré yå múng bísnís kêmbang karo kancané, kuwi
lho... síng jênêngé Jêmani karo Gêlómbang Cinta åpå piyé? Aku ra pati
mudhêng."
***
Wiwít soré
råså atiné Pak Sarmín ora kêpénak, tansah was-was ora ånå jalarané. Biså ugå yå
amarga pêngarúh ngimpiné dhèk wingi bêngi. Ngimpi síng kanggoné wóng-wóng jaman
ndhisik ånå sasmita síng ora bêcík. Miturút piwulang Jåwå, ngimpiné ånå
pérangan wêngi kang diarani puspåtajêm, miturút pårå pinisêpúh biyasané bakal
numusi. Pak Sarmín ngimpi yèn untu nduwúr pathal siji.
"Pak...,
mbók rasah digagas, lha wóng ngimpi kuwi kêmbangé wóng turu...," ngono
sêmauré bojoné rikålå dicêritani ngimpiné. Udåkårå jam wolu bêngi, Pak Sarmín
mangkat mênyang kantór nindakaké pakaryané jågå malêm.
Kirå-kirå
jam sêtêngah siji bêngi Pak Sarmín wêrúh klébaté wóng loro kang nuju marang
ruang kómputêr, sajaké nyubriyani, têrús dhèwèké ndhêdhêpi. Nyumurupi ruang
kómputêr kasíl dibukak, Pak Sarmín katón gêmêtêr, sikilé kåyå dipaku nèng
njogan. Pak Sarmín gumún, malíng saiki pancèn pintêr-pintêr tênan, lha wóng
ruangan ånå kunciné kók biså dibukak kanthi gampang. Diwanèk-wanèkké, Pak
Sarmín nyaút kayu póthólan sikíl kursi, nyêdhaki wóng loro kang mbukak ruang
kómputêr, émané praupané wóng loro mau ora katon, amargo ditutupi nganggo
topèng. Sawisé cêdhak, Pak Sarmín nggêtak sak rosané, dadi kagèté wóng
sakklórón mau.
"Arêp
dhå ngåpå kuwi???"
Krungu
suarané Pak Sarmín, pawóngan síng isíh ånå njåbå kagèt têrús mlayu sipat
kupíng. Luwih kagèt pawóngan síng isíh ånå njêro, rikåla mlayu mêtu dhadhané
diantêm nganggo kayu sikíl kursi, "blukk!!!" tanpa sambat sak nalikå
klêngêr, lan njêbabah ånå têras. Nyumurupi síng digêbúg ambrúk, Pak Sarmín
tambah gêmêtêr, katón ngós-ngósan, têrús ndhéprók ånå cêdhakké pawóngan mau.
Sakwisé gêmêtêré rådå mêndha, topèngé pawongan mau dibukak.
"Lho...
kók kowé, Parjo!"
Pak Sarmín
sémapút.
Wangsulana pitakon ing ngisor iki!
1.
Apa tema cerkak mau?
2.
Sapa wae paraga kang
ana ing cerkak kuwi?
3.
Kepriye watak paragane?
4.
Kepriye alure?
5.
Nang endi wae latar
crita ing cerkak mau?
6.
Kepriye sudut pandang cerkak mau?
7.
Pitutur apa kang ana
wing cerkak sing mbok semak mau?
8.
Gawea ringkesan cerkak sing kok semak mau!
Kunci Jawaban
1.
Sosial
2.
Pak Sarmin, Parjo lan
Lek Karmo
3.
Pak Sarmin :Tanggung
Jawab
Parjo : Meneng,
Lek Karmo : Apikan, rada kemaki
4.
Alur maju
5.
Nang omahe Pak Sarmin,
nang kantor
6.
Sudut pandang pawongan
katelu sarwa weruh
7.
Dadi wong tuwa kudu
perhatian marang anake
8.
Pak Sarmin kuwi salah sawijining
penjaga malam ing kantor pemerintahan. Dheweke prihatin amarga ing dina-dina
iki akeh maling. Ing salah sawijining wengi dheweke weruh yen ana maling ing
kantor sing dijaga. Salah sawijing maling mau kasil di gebug nganggo sikile
kursi. Ora kanyana-nyana maling sng degebug kuwi jebul Parjo, anakke dhewe.
Pedoman
Penskoran :
1.
Soal no 1 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
2.
Soal no 2 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
3.
Soal no 3 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
4.
Soal no 4 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
5.
Soal no 5 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
6.
Soal no 6 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil terjawab
benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
7.
Soal no 7 nilai diberikan dengan penjabaran setiap sebagai
berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
8.
Soal no 8 nilai diberikan dengan penjabaran setiap sebagai
berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-15
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 16-30
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 31-40
e.
Jawaban sempurna skor 41-50
Nilai akhir :
merupakan penjumlahan perolehan nilai pada semua nomor soal dibagi empat
Pertemuan 6
1.
Penilaian Proses :
a.
Teknik penilaian :
Pengamatan dan tes tertulis
b.
Penilaian Proses :
NO
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1
|
Sikap
a.
Taat dalam menjalankan ajaran agama
b.
Tekun
c.
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok
d.
Bertanggung jawab
e.
Toleran terhadap teman
f.
Kreatif dalam menyelesaikan permasalahan
g.
Jujur
h.
Cermat dalam menyelesaikan permasalahan
i.
Santun dalam bertindak
j.
Responsif
k.
Proaktif
|
Pengamatan (Lembar observasi sikap,
Lembar Penilaian Diri , lembar penilaian antar teman, Penilaian Jurnal)
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
2
|
Pengetahuan
a. Tes kemampuan
kognitif dengan menjawab soal-soal uraian tentang menelaah dan mengevaluasi
konsep, struktur, kaidah dan pitutur
luhur teks crita cekak lisan maupun tulisan.
b. Menjelaskan materi
pembelajaran tentang menelaah dan mengevaluasi konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks crita cekak lisan maupun tulisan.
|
Pengamatan,
tugas diskusi, dan tes tertulis essay
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
3
|
Keterampilan
a. Membuat paparan dan menganalisis tentang menelaah
dan mengevaluasi konsep, struktur, kaidah
danpitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan.
|
Pengamatan
(praktik, project dan portofolio)
|
Pada saat
penyelesaian tugas dan diskusi
|
2.
Hasil Belajar :
Instrumen
Penilaian : Tes Tertulis
Susuh Manuk
Ana susuh manuk
ing sandhuwure wit Sana. Wis sawetara dina iki katan babone manuk nggawa pakan
kanggo anak-anake. Satemene Parta, Wanta, lan Trimakno lagi bae mangerteni
anane susuh mau. Nanging bocah-bocah mau padha ngarang crita yen meruhi paling
dhisik anggone manuk Thilang mau nusuh ing Sana.
“Wis suwe aku
ngerti nalika lagi gawe susuh,” kandhane Wanta.
“Aku ya wis
suwe,” imbale Parta.
“Aku ya wis
suwe,” Trimakno ora gelem kalah.
“Kang paling dhisik
mesthi aku!”
“Ora mungkin aku
kang dhisik dhewe!”
“Pokoke aku…!”
“Aku ngerti
nalika manuk mau golek susuh saka kebone Kang Mardi,” Wanta nyakinake
kanca-kancane.
“Bener, aku
ngerti sesasi ndhisik,” ujare Parta luwih nyakinake.
“Aku wiwit rong
sasi kepungkur.”
“Yen kowe wis
telung sasi kepungkur, ateges anake wis padha gedhe lan bisa mabur adoh. Ateges
susuh mau wis ditinggal,” clathune Wanta sajak menang.
“Pokoke aku kang
paling nduweni hak marang anak-anak manuk mau,” ujare Parta.
“Ora bisa,
kudune kang duweni aku!” Wanta ora gelem kalah.
“Aku!”
“Aku!”
“Aku!”
Bocah telu ora
ana kang gelem ngalah. Kabeh rumangsa paling nduweni hak anak-anak manuk
Thilang iku. Meh bae dadi tukaran. Tujune Wanta bisa nyegah kanca-kancane amrih
ora ana kang mara tangan.
“Wis, wis, aja
regejegan terus. Mbok digawe bedhamen bae!” Wanta ngajak kanca-kancane.
“Maksude?”
“Ngene, biasane
manuk Thilang kuwi anake telu. Mbok dibagi siji-siji bae.”
“Wah, ide kang
apik. Aku setuju. Ning piye yen anake mung loro utawa siji?” Trimakno miterang.
“Yen ngana sapa
kang gelem menek, ya kuwi kang ngehaki manawa anake mung siji” usule Parta.
“Bener, aku
setuju usulmu,” ujare Trimakno.
“Yen anake
loro?” Wanta takon maneh.
….
Bocah-bocah mau
wis gawe pasetujon. Parta wiwit menek wit sana kang dhuwure watara rolasan
meter kuwi. Sawetara iku Wanta lan Trimakno rumangsa menang. Awit dheweke wis
mesthekake yen anak Thilang kuwi cacahe ana telu. Dadine ora susah kangelan
nanging wis entuk bagen. Nanging rasa seneng mau owah dadi sumelang. Awit bocah
loro mau ngerti manawa Parta arep tekan dhuwur.
Nalika iku Parta
wis meh bisa ngranggeh susuhing manuk. Katan pating bleber babone manuk aweh
tandha manawa ana bebaya tumrap anak-anake. Sanalika anak-anak Thilang mabur
pating bleber menyang wit Trembesi kang luwih dhuwur. Parta mung bisa mlongo.
Kanthi rasa cuwa dheweke bakal mudhun. Sikile rasane kaya-kaya dilolosi
balunge. Sakujur awak krasa gemeteren. Kanthi ngrangkul wit sana Parta nangis
gero-gero. Mangerteni kancane ora bisa mudhun, Wanta lan Trimakno bingung. Arep
nulungi nanging kepriye carane? Bocah loro mau mung bisa nangis kaya Parta.
Krungu ana bocah pating jlerit, Kang Mardi mara. Kang Mardi lagi nggarap tegale
kang ora adoh saka kana.
“Ana apa kok
pada nangis?”
“Ka,,,ka,,,kae
Kang, Par, Par, Par, Par,,,ta,,,” jawabe Wanta karo nuding wit sana papane
Parta ngrangkul kenceng kanthi banget kaweden.
“Wis kana
njiliha andha Pak Wangsa!” prentahe Kang Mardi menyang Wanta lan Trimakno. Kang
dikongkon enggal-enggal ngleksanakake. Ora let suwe Parta kasi ditulungi kanthi
slamet. Ora lali ngaturake panuwun marang Kang Mardi.
“Mangkane
bocah-bocah,, aja padha gawe apa kang wis ana ing alam iki dadi owah. Kaya manuk iku wis duwe susuh ing kana ya ben
aja di otak-atik. Ben padha urip tentrem. Aja dijupuk aja dirusak! Malah kudu
dijaga ben tetep asri alam iki,” pituture Kang Mardi.
“Nggeh Kang
nyuwun ngapura, ra maning-maning rebutan susuh manuk malah gawe manuke mabur
lunga saka susuhe,” wangsulane bocah telu iku.
Parta, Trimakno
lan Wanta banjur balik omah lan ora pan maneh-maneh jupuk susuh manuk maneh.
#cuthel#
Pitakonan kang bisa nuntun wawan
rembug cerkak ”Susuh Manuh”
1. Sebutna paraga ing sajroning cerkak ”Susuh Manuk”!
2. Apa kang ditindakake dening
bocah-bocah nalika ngeti yen ing wit Sana ana susuh manuk?
3. Miturut panemu bergadamu, kepriye
watake bocah telu kae?
4. Sebutna babagan kang becik magepokan
karo isi cerkak ”Susuh Manuk”!
Kunci Jawaban
1. Parta, Wanta, Trimaknolan Kang Mardi
2. Ngaku-ngaku
yen dheweke sing pisanan weruh susuh manuk kuwi
3. Watake
bocah telu mau padha srakah, amarga padha ngaku-ngaku yen dheweke sing
pisanan weruh susuh manuk ing wit sana.
4. Bocah
telu kae kompak anggone jupuk susuh manuk
Kang Mardi gelem nulungi parto kang ora isa mudhun
saka wit
Pedoman Penskoran :
1.
Soal no 1 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-10
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 11-15
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 16-20
e.
Jawaban sempurna skor 21-25
2.
Soal no 2 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-10
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 11-15
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 16-20
e.
Jawaban sempurna skor 21-25
3.
Soal no 3 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-10
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 11-15
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 16-20
e.
Jawaban sempurna skor 21-25
4.
Soal no 4 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-10
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 11-15
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 16-20
e.
Jawaban sempurna skor 21-25
Nilai akhir : merupakan
penjumlahan perolehan nilai pada semua nomor soal
Pertemuan 7
1.
Penilaian Proses :
a.
Teknik penilaian :
Pengamatan dan tes tertulis
b.
Penilaian Proses :
NO
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1
|
Sikap
a.
Taat dalam menjalankan ajaran agama
b.
Tekun
c.
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok
d.
Bertanggung jawab
e.
Toleran terhadap teman
f.
Kreatif dalam menyelesaikan permasalahan
g.
Jujur
h.
Cermat dalam menyelesaikan permasalahan
i.
Santun dalam bertindak
j.
Responsif
k.
Proaktif
|
Pengamatan (Lembar observasi sikap,
Lembar Penilaian Diri , lembar penilaian antar teman, Penilaian Jurnal)
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
2
|
Pengetahuan
a. Tes kemampuan
kognitif dengan menjawab soal-soal uraian tentang menginterpretasi dan
menulis teks crita cekak lisan maupun tulisan.
b. Menjelaskan materi
pembelajaran tentang menginterpretasi dan menulis teks crita cekak lisan
maupun tulisan.
|
Pengamatan,
tugas diskusi, dan tes tertulis essay
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
3
|
Keterampilan
a. Membuat paparan tentangmenginterpretasi
dan menulis sinopsis teks crita cekaklisan
maupun tulisan.
|
Pengamatan
(praktik, project dan portofolio)
|
Pada saat
penyelesaian tugas dan diskusi
|
2.
Hasil Belajar :
Instrumen Penilaian : Tes Tertulis
Pitakonan kang bisa
nuntun wawan rembug cerkak ”Mung
saukara”
1. Coba
gawea synopsis saka cerkak Mung
Saukara”!
Kunci Jawaban
1.
Kawicaksanaan
guru
Pedoman Penskoran :
1.
Soal no 1 nilai
diberikan dengan penjabaran setiap sebagai berikut :
a.
Tidak
terjawab/salah sempurna skor 0
b.
Sebagian kecil
terjawab benar skor 1-40
c.
Terjawab dengan
benar sebagian skor 41-80
d.
Jawaban benar
kurang sempurna skor 81-99
e.
Jawaban sempurna skor 100
Nilai akhir : merupakan
penjumlahan perolehan nilai pada semua nomor soal
Pertemuan 8
1.
Penilaian Proses :
a.
Teknik penilaian :
Pengamatan dan tes tertulis
b.
Penilaian Proses :
NO
|
Aspek yang dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
1
|
Sikap
a.
Taat dalam menjalankan ajaran agama
b.
Tekun
c.
Bekerjasama dalam kegiatan kelompok
d.
Bertanggung jawab
e.
Toleran terhadap teman
f.
Kreatif dalam menyelesaikan permasalahan
g.
Jujur
h.
Cermat dalam menyelesaikan permasalahan
i.
Santun dalam bertindak
j.
Responsif
k.
Proaktif
|
Pengamatan (Lembar observasi sikap,
Lembar Penilaian Diri , lembar penilaian antar teman, Penilaian Jurnal)
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
2
|
Pengetahuan
c. Tes kemampuan
kognitif dengan menjawab soal-soal uraian tentang menyunting dan menyajikan
sinopsis teks crita cekak lisan maupun tulisan.
d. Menjelaskan materi
pembelajaran tentang menyunting dan menyajikan sinopsis teks crita cekak
lisan maupun tulisan.
|
Pengamatan,
tugas diskusi, dan tes tertulis essay
|
Selama
proses Pembelajaran dan saat diskusi
|
3
|
Keterampilan
a. Membuat paparan dan menganalisis tentangmenyunting
dan menyajikan sinopsis teks crita
cekaklisan maupun tulisan.
|
Pengamatan
(praktik, project dan portofolio)
|
Pada saat
penyelesaian tugas dan diskusi
|
2.
Hasil Belajar :
Instrumen Penilaian : Tes Tertulis
Pitakonan kang bisa
nuntun wawan rembug cerkak ”Beras
Jatah”
1.
Wacanen cerkak ing soal uji
kompetensi 3.2, trus coba gawea synopsis saka cerkak “Beras Jatah”!
Kunci Jawaban
1. Kawicaksanaan guru
Pedoman Penskoran :
No
|
Aspek yang dinilai
|
0-25
|
1.
|
Penentuan
diksi dalam menulis dan menyajikan synopsis teks cerkak
|
|
2.
|
Langkah-langkah
pengerjaan dalam menulis synopsis
teks cerkak
|
|
3.
|
Proses
penyelesaiandalam menulis synopsis teks cerkak
|
|
4.
|
Proses
penyelesaiandalam menyajikan synopsis teks cerkak
|
....................................... 2018
Mengetahui
Kepala
Sekolah Guru
Mapel Bahasa Jawa
.......................................... ........................................
RANCANGAN PENILAIAN PRAKTIK/
KINERJA
Satuan
Pendidikan : SMK
Mata
Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/
Semester : X Semua Kompetensi Keahlian/1
Kompetensi dasar
:3.2 Menelaah teks crita
cekak.
4.2 Menulis
dan menyajikan sinopsis teks crita cekak yang dibacanya
Indikator
: 3.2.1 Peserta didik mampu memahami
konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
3.2.2 Peserta didik mampu mengidentifikasikonsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
3.2.3 Peserta didik mampu menelaah
konsep, struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
3.2.4 Peserta didik mampu
mengevaluasi konsep, struktur, kaidah
dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
4.2.1 Peserta didik mampu
menginterpretasisinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
4.2.2
Peserta didik mampu menulissinopsis
tekscrita cekaklisan maupun tulisan sesuai dengan unggah-ungguh bahasa
jawa.
4.2.3
Peserta didik mampu
menyuntingsinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
4.2.4
Peserta didik
mampumenyajikan sinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
Materi : Pengertian cerkak
Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerkak
Teks crita
cekak
Penilaian
Praktik dilakukan dengan melihat hasil diskusi peserta didik selama
pembelajaran secara Individu/ Kelompok
Rubrik Penilaian Praktik
Kriteria
|
Skor
|
Jawaban menunjukkan pengetahuan bahasa jawa
mendasar yang berhubungan dengan tugas ini.
Ciri-ciri:
·
Semua
jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban salah. Sedikit
kesalahan perhitungan dapat diterima
|
4
|
Jawaban menunjukkan pengetahuan bahasa jawa mendasar
yang berhubungandengan tugas ini.
Ciri-ciri:
·
Semua
jawaban benar tetapi ada cara yang tidak sesuai atau ada satu jawaban salah.
Sedikit kesalahan perhitungan dapat diterima, atau
·
Salah
satu bagian atau kedua-duanya dijawab
salah, Sedikit kesalahan
perhitungan dapat diterima, atau
·
Sebagian dijawab benar, tetapi bagian sebagian
salah atau tidak dijawab tetapi
metode yang digunakan sesuai.
|
3
|
Jawaban menunjukkan keterbatasan atau kurangnya
pengetahuan bahasa jawa yang berhubungan dengan masalah ini.
Ciri-ciri:
·
Dua
bagian pertanyaan dijawab salah atau tidak selesai dikerjakan tetapi satu
pertanyaan dijawab dengan tepat menggunakan prosedur yang benar
|
2
|
Jawaban hanya menunjukkan sedikit atau sama
sekali tidak ada pengetahuan bahasa jawa yang berhubungan dengan masalah ini.
Ciri-ciri:
·
Semua
jawaban salah, atau
·
Jawaban
benar tetapi tidak ada bukti bahwa jawaban diperoleh melalui prosedur yang
benar.
|
1
|
Tidak ada jawaban atau lembar kerja kosong
|
0
|
Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai
tugas unjuk kerja yang dikerjakan siswa. Skor yang diperoleh masih harus diubah
ke dalam skala angka yang ditetapkan. (Misal dalam bentuk 0 – 100).
Kriteria
|
Skor Perolehan
|
Bobot
|
Nilai
|
||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
Pendekatan pemecahan masalah
· Sistematika pemecahan masalah
· Bentuk
penyelesaian masalah
|
X
X
|
4
|
16
16
|
||||
Ketepatan Perhitungan
· Ketepatan pengunaan rumus (konsep
barisan aritmatika)
· Kebenaran hasil yang diperoleh
|
X
X
|
4
|
16
16
|
||||
Gambar
· Ketepatan gambar sebagai interpretasi
masalah
·
Kesesuaian gambar dalam pemecahan masalah
· Kerapian
dan penyajian
|
X
X
X
|
2
|
8
8
8
|
||||
Penjelasan
·
Kejelasan uraian jawaban
· Pemahaman
terhadap aspek hubungan
|
X
X
|
1,5
|
6
6
|
||||
Nilai yang diperoleh
|
100
|
RANCANGAN
PENILAIAN PROYEK
Satuan
Pendidikan : SMK
Mata
Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/
Semester : X Semua Kompetensi Keahlian/1
Kompetensi
dasar :4.2 Menulis dan menyajikan sinopsis teks crita cekak yang dibacanya
Indikator :
4.2.1 Peserta didik mampu menginterpretasi sinopsis tekscrita cekak
lisan maupun
tulisan
4.2.2
Peserta didik mampu menulissinopsis
tekscrita cekaklisan maupun tulisan sesuai dengan unggah-ungguh bahasa
jawa.
4.2.3
Peserta didik mampu
menyuntingsinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
4.2.4
Peserta didik
mampumenyajikan sinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
Materi : Teks cerkak ”Mung saukara”
Tugas Proyek :
1. Coba
gawea synopsis saka cerkak Mung
Saukara”!
|
Rubrik Penilaian Proyek
No
|
Aspek yang
dinilai
|
Rubrik
|
1.
|
Rasa ingin tahu
|
·
menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif
dalam dalam kegiatan kelompok
·
menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh
·
tidak menunjukkan
antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk terlibat
|
2.
|
Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan eksplorasi
|
·
mengamati hasil eksplorasi sesuai prosedur, hati-hati
dalam melakukan eksplorasi
·
mengamati hasil eksplorasi sesuai prosedur, kurang
hati-hati dalam melakukan eksplorasi
·
mengamati hasil
percobaan tidak sesuai prosedur, kurang hati-hati dalam melakukan eksplorasi
|
3.
|
Ketekunan dan tanggungjawab dalam belajar dan bekerja
baik secara individu maupun berkelompok
|
·
tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik
yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
·
berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, namun
belum menunjukkan upaya terbaiknya
·
tidak berupaya
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas, dan tugasnya tidak selesai
|
4.
|
Keterampilan berkomunikasi pada saat belajar
|
·
aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan atau
ide, menghargai pendapat siswa lain
·
aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan
atau ide, menghargai pendapat siswa lain
·
aktif dalam tanya
jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan atau ide, kurang menghargai pendapat
siswa lain
|
Rubrik untuk menilai hasil kerja/karya
siswa:
No
|
Kriteria
|
Tingkat
Kualitas
|
|||
0-25
|
0-25
|
0-25
|
0-25
|
||
1.
|
Penentuan diksi dalam
menulis dan menyajikan synopsis teks cerkak
|
Penentuan diksi dibuat dengan
cara menjiplak diksi yang sudah ada dalam cerkak
|
Penentuan diksi dibuat dengan
cara meniru diksi yang sudah ada
|
Penentuan diksi dibuat dengan
cara memodifikasi diksi yang sudah ada
|
Penentuan diksi dengan cara mandiri
|
2.
|
Langkah-langkah
pengerjaan dalam menulis synopsis
teks cerkak
|
Langkah-langkah pengerjaan dalam menulis synopsis teks cerkak dilakukan dengan cara menjipak
contoh synopsis yang telah diberikan
|
Langkah-langkah pengerjaan dalam menulis synopsis teks cerkakdilakukan dengan cara meniru contoh
synopsis yang telah diberikan
|
Langkah-langkah pengerjaan dalam menulis synopsis teks cerkakdilakukan dengan cara
memodifikasi contoh synopsis yang telah diberikan
|
Langkah-langkah pengerjaan dalam menulis synopsis teks cerkakdilakukan dengan mandiri
|
3.
|
Proses penyelesaiandalam
menulis synopsis teks cerkak
|
Pengerjaan dilakukan dengan bantuan
teman
|
Pengerjaan dilakukan dengan
bantuan teman dan guru
|
Pengerjaan dilakukan secara
mandiri
|
Pengerjaan dilakukan secara
mandiri dengan urutan langkah yang tepat
|
4.
|
Proses penyelesaiandalam
menyajikan synopsis teks cerkak
|
Pengerjaan dilakukan dengan
bantuan teman
|
Pengerjaan dilakukan dengan
bantuan teman dan guru
|
Pengerjaan dilakukan secara
mandiri
|
Pengerjaan dilakukan secara
mandiri dengan urutan langkah yang tepat
|
Kriteria Penilaian
PENILAIAN PENUGASAN
Satuan
Pendidikan : SMK BINA NUSANTARA Mranggen
Mata
Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/
Semester : X Semua Kompetensi Keahlian/1
Kompetensi dasar
:3.2 Menelaah teks crita
cekak.
4.3 Menulis
dan menyajikan sinopsis teks crita cekak yang dibacanya
Indikator
: 3.2.1 Peserta didik mampu memahami
konsep, struktur, kaidah dan
pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
3.2.2 Peserta didik mampu mengidentifikasikonsep,
struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
3.2.3 Peserta didik mampu menelaah
konsep, struktur, kaidah dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
3.2.4 Peserta didik mampu
mengevaluasi konsep, struktur, kaidah
dan pitutur luhur teks crita cekaklisan maupun tulisan
4.2.1 Peserta didik mampu
menginterpretasisinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
4.2.2 Peserta
didik mampu menulissinopsis tekscrita
cekaklisan maupun tulisan sesuai
dengan unggah-ungguh bahasa jawa.
4.2.3
Peserta didik mampu
menyuntingsinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
4.2.4
Peserta didik
mampumenyajikan sinopsis tekscrita cekaklisan
maupun tulisan
Materi : Pengertian cerkak
Unsur intrinsik dan ekstrinsik cerkak
Teks crita
cekak
Tugas
Pitakonan kang bisa nuntun wawan
rembug cerkak ”Susuh Manuh”
1. Sebutna paraga ing sajroning cerkak ”Susuh Manuk”!
2. Apa kang ditindakake dening
bocah-bocah nalika ngeti yen ing wit Sana ana susuh manuk?
3. Miturut panemu bergadamu, kepriye
watake bocah telu kae?
4. Sebutna babagan kang becik
magepokan karo isi cerkak ”Susuh Manuk”!
|
Rubrik Penilaian
Kriteria
|
Skor
|
· Produk
(hasil kerja) sesuai dengan konsep
dan prinsip bahasa jawa
· Kerja
kreatif
· Produk
(hasil kerja) asli
· Diselesaikan
tepat
waktu
· Kerapian sangat baik
|
4
|
· Produk
(hasil kerja) sesuai dengan konsep
dan prinsip bahasa jawa
· Kerja
kurang kreatif
· Produk
(hasil kerja) asli
· Diselesaikan
tidak tepat
waktu
· Kerapian cukup baik
|
3
|
· Produk
(hasil kerja) kurang sesuai dengan
konsep dan prinsip bahasa jawa
· Kerja
tidak kreatif
· Produk
(hasil kerja) asli
· Diselesaikan
tidak tepat
waktu
· kerapian kurang baik
|
2
|
· Produk
(hasil kerja) sesuai dengan konsep
dan prinsip bahasa jawa
· Kerja
tidak kreatif
· Produk
(hasil kerja) tidak asli
· Diselesaikan
tidak tepat
waktu
· Kerapian tidak baik
· Tidak
ada laporan hasil kerja yang dapat disajikan di depan kelas
|
1
|
Tidak melakukan tugas produk
|
0
|
Rubrik Tugas
No.
|
Kriteria
|
Kelompok
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1
|
Kesesuaiandengan konsep dan prinsip matematika
|
||||||||
2
|
Kreativitaas
|
||||||||
3
|
Keaslian produk
|
||||||||
4
|
Ketepatan waktu
|
||||||||
5
|
Kerapian
|
RANCANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO
Sekolah : SMK BINA NUSANTARA Mranggen
Mata Pelajaran : Bahasa Jawa
Kelas/ Semester : X/1
Kompetensi Dasar : 3.2Menelaah tekscrita
cekak
4.2 Menulis dan menyajikan sinopsis
teks crita cekak yang dibacanya
Materi : Teks Cerkak
Tugas :
Buatlah portofolio hasil karya dalam satu topik yaitu Cerkak
Karya yang dapat dijadikan Portofolio adalah:
1.
Hasil Tes Tertulis
2.
Hasil Penugasan
Remidial/Pengayaan
3.
Hasil Kerja LKS
4.
Hasil Kerja Penugasan
5.
Laporan Tugas Proyek
6.
Laporan Penilaian Diri
7.
Laporan Penilaian antar
Teman
8.
Jurnal
|
Daftar Dokumen Portofolio:
No
|
Kegiatan
|
Tanggal penyelesaian
|
Judul
Karya
|
Catatan
Guru
(Umpan balik)
|
Skor
|
1.
|
Menelaah teks
crita cekak
|
….
|
…
|
||
2.
|
Menulis dan menyajikan sinopsis
teks crita cekak yang dibacanya
|
||||
3.
|
|||||
dst
|
Rubrik Penilaian
Kriteria
|
Skor
|
· Produk
(hasil kerja) sangat sesuai dengan rencana pembelajaran topik teks crita
cekak
· Kerja
kreatif
· Produk
(hasil kerja) asli
· Diselesaikan
tepat
waktu
· Kerapian sangat baik
|
4
|
· Produk
(hasil kerja) sesuai dengan rencana
pembelajaran topik teks crita
cekak
· Kerja
kurang kreatif
· Produk
(hasil kerja) asli
· Diselesaikan
tidak tepat
waktu
· Kerapian cukup baik
|
3
|
· Produk
(hasil kerja) kurang sesuai dengan
rencana pembelajaran topik teks
crita cekak
· Kerja
tidak kreatif
· Produk
(hasil kerja) asli
· Diselesaikan
tidak tepat
waktu
· kerapian kurang baik
|
2
|
· Produk
(hasil kerja) tidak sesuai dengan
rencana pembelajaran topik teks
crita cekak
· Kerja
tidak kreatif
· Produk
(hasil kerja) tidak asli
· Diselesaikan
tidak tepat
waktu
· Kerapian tidak baik
· Tidak
ada laporan hasil kerja yang dapat disajikan di depan kelas
|
1
|
Tidak memiliki dokumen hasil kerja
|
0
|
Nilai
|
CRITA CEKAK
Kelompok :
..............................................................
Anggota : 1.
......................................................... ( )
(Ketua)
2.
.......................................................... ( ) (Sekretaris)
3.
.......................................................... ( )
4.
.......................................................... ( )
5.
.......................................................... ( )
Hari, tanggal : ..............................................................
Kelas/Prodi :
..............................................................
Wacanen Cerkak Sing Nandur Bakal
Ngundhuh kang ana ing bukupaket kaca 17, trus wangsulana pitakon-pitakon
ing ngisor iki!
1.
Apa temanecerkakSing Nandur Bakal Ngundhuh?
2.
Sapa wae paraga kang
ana ing cerkakSing Nandur Bakal
Ngundhuh kuwi?
3.
Kepriye watak paragane?
4.
Kepriye alure?
5.
Nang endi wae latar
crita ing cerkakSing Nandur Bakal
Ngundhuh mau?
6.
Kepriye sudut pandang cerkak Sing Nandur Bakal Ngundhuh
mau?
7.
Pitutur apa kang ana
wing cerkakSing Nandur Bakal Ngundhuh sing
mbok semak mau?
8.
Gawea ringkesan cerkak sing kok semak mau!
Nilai
|
CRITA CEKAK
Kelompok : ..............................................................
Anggota : 1.
......................................................... ( )
(Ketua)
2.
.......................................................... ( ) (Sekretaris)
3. ..........................................................
( )
4.
.......................................................... ( )
5.
.......................................................... ( )
Hari, tanggal : ..............................................................
Kelas/Prodi :
..............................................................
Wacanen Cerkak Gara-Gara Ora Nggugu Wong Tuwakang
ana ing bukupaket kaca 22,
trus wangsulana pitakon-pitakon ing ngisor iki!
1. Apa
tema cerkakGara-Gara Ora Nggugu Wong
Tuwa mau?
2. Sapa
wae paraga kang ana ing cerkakGara-Gara
Ora Nggugu Wong Tuwa kuwi?
3. Kepriye
watak paragane?
4. Kepriye
alure?
5. Nang
endi wae latar crita ing cerkakGara-Gara
Ora Nggugu Wong Tuwa mau?
6. Kepriye
sudut pandang cerkakGara-Gara Ora
Nggugu Wong Tuwa mau?
7. Pitutur
apa kang ana wing cerkakGara-Gara Ora
Nggugu Wong Tuwa sing mbok semak mau?
8. Gawea
ringkesan cerkakGara-Gara Ora Nggugu
Wong Tuwa sing kok semak mau!
Nilai
|
SINOPSIS CRITA CEKAK
Kelompok :
..............................................................
Anggota : 1.
..........................................................( )
(Ketua)
2.
.......................................................... ( )
(Sekretaris)
3. ..........................................................
( )
5.
.......................................................... ( )
Hari, tanggal : ..............................................................
Kelas/Prodi :
..............................................................
Semaken cerkak “Mung Saukara”
ing ngisor iki, banjur wangsulana pitakon ing ngisor iki!
1.
Coba gawea synopsis saka cerkak Mung Saukara”!
MUNG SAUKARA
Udan dina iki ndadekke kahanan krasa adem, tetekan banyu kang terus ndilat gendheng halte saka langit
kaya srengenge kang terus menehake padhang panerangane marang kabeh makhluk
kang mbutuhake penerangane, ngancani Bowo kang ngenteni padhange langit. Wis
arep sajam olehe Bowo ngenteni terange udan, nanging udane ora malah leren,
udane tambah deres lan kala kala kemrungu bantere suara bledek kang pengin
ngendelake kadigdayane.
Kahanan ana ing halte kang mulane adem njekut, langsung ilang ora wani
ngatonake wujude.rasa atis kang mulane dirasakna Bowo langsung ilang sanalika
dheweke ngerti ana bocah wadon kang melu ngiyup ana ing jejere. Bocah iku
jenenge Rini, dheweke kanca sa-sekolahan karo Bowo. Deg-degan atine Bowo nalika
Rini kang ngrasa ing halte kuwi ora mung dheweke, noleh ning Bowo lan menehake
eseme kang luwih manis tinimbang paribasan “eseme pahit madu”. Amarga nganti
gugupe, ngerti eseme Rini kang manis kuwi, Bowo malah dadi salah tingkah,
dheweke mung bisa meneng wae karo tetep mandengi Rini. Bowo ngrasa yen udan
dina iki ora mung nyeblokake banyu kang semana akehe ana jagad iki, nanging ya
melu medhunake widadari kang manggong ana langit,
“Subhanallah, ora bakal ana kang bisa ngalahi kadigdayane Gusti Kang
Kuasa.”Guneme Bowo ana jero ati.
Ananginng durung suwe anggone Bowo
ngenteni terange udan, moro moro dheweke kaget nalika ana mobil merek Jazz kang mandeg ing ngarep halte. Rini
kang mangerteni yen bapake wis teka nalika mapak, langsung nyangking tas karo
gage gage mlebu mobil. Mobil kang ditumpaki Rini mlaku banter, nerak derese
udan kang durung leren leren.Ndeleng kedadeyan mau, bowo mung mlongo mandengi
mobile Rini kang tambah suwe tambah mlaku adoh.Bayangan widadari widadari kang
mubeng mubeng ana pikirane Bowo, langsung bubar karepe dhewe. Ora let suwe,
udan kang ora ana mandeg-mandege olehe nggebyur jagad iki, sitik saya sitik
terang. Ora nganggo pikir pikir meneh, Bowo langsung marani sepedhahe kang di
sendekake ana mburi halte. Dalan aspal kang katan ireng, isih lunyu amarga udan kang rada suwe mau, semana
uga atine Bowo, kang isih krasa lunyu amarga ketibaan widadari kang tiba karo
tetekang banyu udan mau lan wektu iku, ana ing atine Bowo nyimpen rasa tresna
marang Rini, kanca sekolah kang pisanan ketemu nalika ngenteni terange udan.
Angkasa katan resik, padhang
jingglang ora ana mendung senajan mung sak suwir. Maruta kang gawe gegodhongan
ana pinggir dalan katon kaya lagi ngawe-ngawe pengin nyeritakake cerita cerita
kang wis suwe diempet dhewe, rumasuk marang sakabehing panggonan tanpa pilih
kasih, menehi katentreman marang sakabehing makhluk kang isih ngrasa kaget
krungu swara bledeg sawise udan mau, nyenggol tanduran suket suketan ana
pinggir dalan, sumrambah ana sakabehing panggonan kanthi warata, lan pelangi
kang semampir ana langit nambahi endahing kahanan sewise udan. Kahanan kang endah kuwi ora bisa ngalahi
senenge atine Bowo.Apa wae kang kepikiran karo Bowo, langsung dadi katan becik.
Dalan aspal kang ora bisa dikandakake lurus, dilewati Bowo karo sumringah.
Sawise ban sepeda nglewati pager ngarep kos kosan, Bowo langsung nglakoni apa
kang angger dina dilakoni sawise mulih sekolah. Ora lali Bowo jupuk banyu
wudhu, sholat nyembah marang Gusti Kang Agung.Edi kanca sakost-kostane Bowo,
bingung nalika nyawang kancane kang kawit markirke sepedha nganti bubar mangan
tetep masang ekspresi mesem, karo rasa penasaran Edi nyedaki Bowo kang katan
sumringah banget.
“ Wo, kowe iki sabenere kesambet setan saka endi ta? ” takone Edi.
“ Ora setan, Di, widadari, widadari saka halte,” semaure Bowo karo tetep
mesam mesem dhewe.
“Pancen kok kowe iki, ing endi-endi cerita widadari iku medun saka
kahyangan, lah iki kok lucu, medhun kok teka halte iku nak ora widadari salah
gaul ya ora ana.” Edi jawab karo nggodha
Bowo.
“Ora kok, pokoke ana mau, tapi sayange wis lunga, Di, ya wis lah mengko
maneh tak kandani.” Bowo kang isih tetep
mesem, ninggal Edi kang isih penasaran karo Bowo.
Wengine, Bowo kang isih penasaran
karo Rini, njajal takon takon karo kanca sakelase Rini kang dikenal
dheweke.Wengi iku Bowo nge-sms-i
kabeh nomer kang diduweni. Senajan wis mubeng-mubeng olehe Bowo njaluk nomer,
nanging Bowo ora ngrasa kesel. Ndilalah ana kancane Bowo kang usil, nomer kang
diwenehke Bowo ora nomere Rini, nanging nomere sedot WC kang ditempel ana wit
ngarep omah. Bowo bungah banget nalika wis bisa entuk nomere Rini, karo rada
rada gugup Bowo nelpon nomer kuwi. Supaya Edi kang lagi delok TV krungu yen
Bowo kasil nelpon Rini, hpne Bowo di loadspeaker.
“ hhhhh…hhhhaa..lo?” omonge Bowo karo gugup.
“iya, sedot WC Sumber Barokah, ada
yang bisa saya bantu?” jawabe customer
service sedot WC.
Edi kang critane arep diiming-imingi Bowo malah guyu kekelen, nganti
njungkel saka kursi kang dinggo lungguh. Bowo kang maune masang ekspresi malu-malu kucing, saiki dadi masang
ekspresi kucing salah gaul. Rupane
Bowo kang mulane putih resik saiki dadi abang kaya godhong katirah.Ngrasa isin,
Bowo langsung mateni telepone.
“Aduh, Wo, Bowo, yen dadi jomblo
iku ojo kebangeten, aku ngerti yen malem minggu iku ora ana ning tanggalane jomblo, tapi ya aja nganti nggodha sedot
WC ngunu ta… hahahahahahah.” Kandhane Edi karo ngguyu kekelen.
“Sapa kang nggodha, ngawur kowe iku, Di, aku iki arep jaluk nomere Rini,
lha ana kang menehi kan ya seneng ta, ndilalah ora Rini kang jawab, malah sedot
WC. Ora beja tenan iki.”Semaure Bowo karo isih ngempet isin.
Edi kang ngrasa
saake karo Bowo njajal menehi solusi, Edi kang kebeneran duwe nomere Rini,
langsung mlebu kamar karo jupuk hp.
“Wo, kang mbok maksud iku Rini bocah kelas X.3?yen bener iku ya aku duwe nomere,
lha wong Rini kanca ekstrakulikulerku
kok.” Takone Edi.
“ Halah, bray,bray, ora gelem
kandha aku kawit mau, ngana kan ora usah nyasar ta..”
“Lha kowe ya ora takon aku, ya wis iki nomere, yen bener kowe wani,
ajaken ngomong. TAK ENTENI..”
Bowo cepet cepet
ngetik nomer kang diwenehi Edi. Ngrasa yen mau wis salah sambung, Bowo malah
dadi gugup, keringet kang metu, netes deres saka raine Bowo.
Tuuuutt…..tuuutttt………ttuuuuuuuuuuttt……, Bowo isih benget gugupe kanggo jawab
balesane Rini.
“Hhhhhhaaaaalllloooooo……..Riiiiinnnniiiiiii” gemeter anggone Bowo nyapa Rini.
“He-em, halo, iki sapa ya?” jawabe Rini.
“Hhh..aaaa….lll…ooo?”
“Iiyyyyaaaa, iki nomere sapa ya?”
Bowo krungu suarane Rini kang alus lan enak dirungokake, kudu semaput,
nanging ana Edi kang nampani Bowo teka mburi. Bowo tetep jajal ngomong senajan
ora jelas.
“H….a…l…o..”
“Iya,ana opo ta sebenere…?”
Tut..tut..tut..tut..tut..tut..tut.., ngrasa yen kang nelpon Rini rada
rada ora jelas, telepone Rini langsung ditutup.
Bowo lega nalika telepone Rini ditutup,
senajan Bowo jawab ora jelas, nanging dheweke tetep seneng.Edi ngandani Bowo
kang isih guya guyu karo nyekel hp.
“Wo, kabeh kuwi ana wektune dhewe dhewe. Ora apik yen kowe nindakake
penggawean kang ura pas wektune. Kayata kowe karo Rini, kenal wae durung, ya
ngana kuwi ta, kowe ngomong karo Rini wae durung siap”
“Iya, Di, ana benere kandhamu kuwi”
jawabe Bowo.
“Yen kowe tenan anggonmu tresna karo Rini, lan kowe gelem serius karo
Rini, disiapke dhisik teka saiki mateng-mateng, dienggo motivasi Wo, sinaune
ditekuni, mengko endinge ya mesti happy.”
Bowo ngrasa yen kandhane Edi kuwi bisa dienggo tuladha lan dheweke mikir,
apa wae yen pas dilakoni ing wektune mesti menthi akeh senenge.
#cuthel#
Nilai
|
SINOPSIS CRITA CEKAK
Kelompok :
..............................................................
Anggota : 1.
..........................................................( )
(Ketua)
2.
.......................................................... ( )
(Sekretaris)
3.
.......................................................... ( )
4.
.......................................................... ( )
5.
.......................................................... ( )
Hari, tanggal : ..............................................................
Kelas/Prodi :
..............................................................
Semaken cerkak
“Beras Jatah” ing ngisor iki, lajeng wangsulana pitakon ing ngisor
iki!
Beras Jatah
Selamaya, mujudake desa kang kepencil. Adoh lor, adoh kidul, adoh etan,
lan adoh kulon. Ing wanci kaya ngene iki, antarane ora ketiga lan ora rendheng,
kabeh sarwa mrihatinke. Ora kok merga ora ana warga kang ora nyambut gawe,
ananging samubarang kaya-kaya angel.Kalebu beras.Beras minangka ’makanan pokok’
tumprap warga Indonesia, ing wanci iki pancen rada angel ngentakake. Ing
Selamaya, senajana panen rendhengan wingi kasil, nanging kanggone para
masyarakat Selamaya luwih milih ngedol parine mawi cara tebasan supaya ora
susah anggone ngrumat gabah lan uga gampang cekel dhuwite. Ananging yen
kahanane wis lumaku kaya mangsa iki, sapa kang arep disalahke? Seneng ngarepe,
getun tiba burine.
Lurah Warso, minangka pandhega ing desa Selamaya, rumangsa priatin
marang kahanan kang diadhepi dening wargane. Bab iki mau dikandakake nalika
kumpulan ing baledhusun, wengi kepungkur.
”Kepriye supaya warga ora patiya kangelan lan bisa kanggo isi lumbung,
beras jatah saka pemerintah sasi iki lan sasi ngarep dijaluk sasi iki
wae”.Ngendikane Lurah Warso njalari wawan rembug.
”Lha wulan ngajengipun kados pundi, Pak Lurah?Menawi wulan menika panci
warga sanget betahaken uwos.Menawi jatah wulan ngajeng dipunpendhet wulan
punika ugi, miturut kula kok radi awrat. Panci saged dipunpendhet wulan punika,
ananging menawi wulan ngajengipun, warga sami dhahar napa, Pak?”, Sukiman minangka Ketua RW I mangsuli.
”Kuwi mengko bisa dipikir maneh, Man. Wigatine, warga entuk lan bisa
mangan kanggo wektu iki”.
”Menawi Pak Lurah kagungan pamanggih kados mekaten, saenipun kados
pundi sumangga mangke miturut pasarujukan ing forum punika mawon.”
Sawetara wektu, saka wawan rembug asile pancen gelem ora gelem, bisa
ora bisa, warga pancen butuh beras.Pasarujukan saka forum, beras sasi buri
pancen kudu diandumke marang warga sasi iki.
Ing dina anduman beras ....
”Pak Luras, nyuwun sewu.Kedahipun beras kang ditampi 20Kg, nggih?Lha
warga kok namung angsal 15Kg. Kados pundi pak Lurah?” pitakone Sri, salah siji
warga nalika ing baledhusun.
”Oh, babagan kuwi….wingi diutus Pak Camat pancen dundumane semana. Yen
ora seneng ya kana, ngomonga marang Pak Camat.”
Pak Lurah ninggalake papan palenggahan kanthi ati campur bawur. Ana
rasa seneng lan ana rasa kagol. Seneng merga bisa entuk bathi anggone dundum
beras, kagol amarga akeh warga kang protes saka dunduman beras kuwi.
”Iya, Pak. Nanti malam langsung
saya kirim ke kota. Alamatnya masih seperti yang dulu, kan?”. Pak Lurah
mandheg sedhela kaya-kaya mireng wong omongan saka adohan kanthi piranti tilpun
kae.
”Oke, Pak. Nanti saya cek rekeningnya”.Pak
Lurah nutukake caturane.
Kardi ing pinggir tembok tratapan nalika krungu rerembugan Pak Lurah
karo sapa kang ora patiya cetha. Kang mesthi Kardi lagi wae paham kenapa Pak
Lurah noraon ngedumke beras mung 15Kg, kamangka jatah kang kudu didumake 20Kg.
5Kg sisane pancen Kardi dhewe kang didhawuhi dening Pak Lurah supaya disisihake
ana gudhang. Ngendikane Pak
Lurah, kuwi pancen kang ngutus Pak Camat. Jalarane apa pancen ora cetha. Kardi
mung buruh, dadi ya mung tumindak yen dikongkon lan ora wani cawe-cawe bab
liyane.
Wengine, bener pangangene Kardi. Watara jam 10 bengi, Pak Lurah metu
nitih truk. Saka buri, rombongan kardi lan sakanca ngetutake lakune truke Pak
Lurah. Jam 09.00 esuk, mobil mandheg ana ing salah sijine gudhang kang ana ing
pinggiran kutha Surabaya. Saka adoh mobile Kardi uga melu mandheg. Katan samar,
Pak Lurah caturan karo pria kang piadege gagah. Kardi lan sakanca menthi wae
ora krungu apa kang dirembug. Kang mesthi Kardi lan sakanca wis andum tugas,
apa kang kudu ditindakake sajengkare Pak Lurah saka papan kana.
Ora let suwe, bak truk bagian buri dibuka. Para buruh saka gudhange
pria mau pada ngedhunake beras saka truk.Mung butuh wektu kurang saka 30 menit
kanggo ngedhunake beras. Sawise kuwi pak Lurah lunga. Kardi lan kanca sijine menyat
saka panggon leren lan langsung ngetutake truk pak Lurah, dene Sukiman lan
warga siji liyane mudhun kareben bisaa nyuwun katrangan marang pria mau.
Ing papan liyane, Kardi nyaba ndhisiki lakune truk pak Lurah kanthi
niat ngendhekake.Kasil.Mobil leren ing sangarepe truk.Banget kagete pak Lurah
nalika ngerti kang mudhun saka mobil kuwi rewange.
”Wis, Pak. Panjengengan boten sisah ngendikan napa-napa.Blaka mawon,
Pak. Kula sampun cubriya marang tindak-tanduk panjenengan.Nanging kula boten
saged tumindak napa-napa saderenge kula mangertasi kasunyatanipun piyambak.”
Pak Lurah
mung meneng krasa luput.
Let sedhela ana sms masuk. Saka Sukiman. Sawise maca sms, Kardi lan Pak
Lurah balik menyang gudang beras. Ing kana wis ana juragan beras lan Sukiman.
”Maaf, Pak. Orang yang bapak kira
penjual neras ini benar Kepala Desa kami.Kami juga tidak mengira jika beliau
tega menjual sebagian beras hak warga”, ature Sukiman marang Juragan Beras
kuwi.
Pak Lurah kewirangan amarga solah tingkahe dhewe.
”Pak Lurah boten sisah melang. Namung kita sakanca ingkang mangertasi
bab punika. Kita namung nyuwun tanggungjawab saking panjenengan, Pak. Kasuwun
bapak saged mangsulake beras hakipun warga. Awit saking mekaten, kita boten
badhe matur wewadi punika dhumateng para warga, Pak. Babagan kados mekaten
panci eca, Pak. Ananging menawi warga sami mangertasi napa bapak boten wirang?
Estunipun wirang sanget ta, Pak. Sasaged-sageda ampun dipunambali malih,
Pak”.Sukirman matur dawa-dawa marang kepalane.
Pak Lurah mung meneng, ora wangsulan.Ing atine janji ora bakal tumindak
kaya ngana maneh.
#cuthel#
Pitakonan kang bisa nuntun wawan rembug cerkak ”Beras
Jatah”
1.
Coba gawea synopsis saka cerkak“Beras Jatah”!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. :
..........................................
|
SOAL UJI KOMPETENSI 3.2
Wacanen Cerkak Durjana ing ngisor
iki, trus wangsulana pitakon-pitakone!
Durjana
Pak Sarmín
katón gêtêm-gêtêm, ngrungókaké pawartå, yèn íng wêktu iki akèh wóng kang
kélangan, akèh malíng kang pådhå bêropérasi. Sak liyané omah-omah biasa, papan
kang kanggo jujugan malíng yå iku kantór-kantór pêmêrintahan. Pak Sarmín
katón anyêl amargå sêtêngah tahún kêpungkúr kantóré yå pêrnah disatróni
malíng.Sanadyan bapak kêpala íng kantóré ora paríng dukå marang dhèwèké,
nangíng Pak Sarmín rumångså isín.Åpå manèh dhèwèké kudu ngadhêpi pitakóné
bapak-bapak såkå kêpulisian, síng sêmuné kåyå nudhúh marang dhèwèké.
Pak Sarmín anggóné jågå malêm íng salah sawijiné kantór pêmêrintahan wís sawêtårå suwé, kurang luwíh wís róng pulúh tahun.Mbók mênåwå umuré wís kêtuwan mênåwå ngajókaké dadi pêgawai nêgêri, mulå dhèwèké wís mupús.Jågå malêm kanggoné dhèwèké ora nggolèki lêmbaran rupiah, nangíng ngiras pantês kanggo tirakat, mêlèk wêngi, kanggo sêsiríh.Ora ånå liyå síng diprihatinaké, didongakké sabên dinå yaiku anak lanang siji-sijiné, Parjo. Anak lanang síng didåmå-dåmå, digadhang-gadhang lan digayúh mugå-mugå bisa mikúl dhuwúr mêndhêm jêro marang dhèwèké.Parjo salah sawijiníng pêmudha kang gagah, dêdêg piadêgé éntúk, lan praupané ya ora pati nguciwani. Mulå ora maido yèn duwé pêpinginan dadi pulisi. Nanging Pak Sarmín sêmpat was-was, sawisé lulús SMA, Parjo wís nyobå ndhaftar dadi pulisi kapíng pindho, nangíng gagal têrús, lan ora mangêrtèni åpå síng nyêbabaké gagalé. Yèn ditakoni jaré kabèh ujiané yå biså nggarap, ujian fisik yå biså, mbók mênåwå nasibé waé sing durúng apík.
Róng ndinå iki Pak Sarmín ora doyan mangan, amargå mikír pênjaluké anaké lanang.Anak lanang siji-sijiné ora tau njalúk, njalúk pisan waé dhèwèké ora biså nuruti.Parjo pancèn arang nêmbúng njalúk marang wóng tuwané, wís kulinå såkå cilík, kêpingín klambi waé ora bakal nêmbúng marang wóng tuwané.Nèk ditukókné yå diênggo, nèk ora yå múng mênêng waé. Róng ndinå kêpungkúr Parjo sêmpat ngómóng marang bapaké,
Pak Sarmín anggóné jågå malêm íng salah sawijiné kantór pêmêrintahan wís sawêtårå suwé, kurang luwíh wís róng pulúh tahun.Mbók mênåwå umuré wís kêtuwan mênåwå ngajókaké dadi pêgawai nêgêri, mulå dhèwèké wís mupús.Jågå malêm kanggoné dhèwèké ora nggolèki lêmbaran rupiah, nangíng ngiras pantês kanggo tirakat, mêlèk wêngi, kanggo sêsiríh.Ora ånå liyå síng diprihatinaké, didongakké sabên dinå yaiku anak lanang siji-sijiné, Parjo. Anak lanang síng didåmå-dåmå, digadhang-gadhang lan digayúh mugå-mugå bisa mikúl dhuwúr mêndhêm jêro marang dhèwèké.Parjo salah sawijiníng pêmudha kang gagah, dêdêg piadêgé éntúk, lan praupané ya ora pati nguciwani. Mulå ora maido yèn duwé pêpinginan dadi pulisi. Nanging Pak Sarmín sêmpat was-was, sawisé lulús SMA, Parjo wís nyobå ndhaftar dadi pulisi kapíng pindho, nangíng gagal têrús, lan ora mangêrtèni åpå síng nyêbabaké gagalé. Yèn ditakoni jaré kabèh ujiané yå biså nggarap, ujian fisik yå biså, mbók mênåwå nasibé waé sing durúng apík.
Róng ndinå iki Pak Sarmín ora doyan mangan, amargå mikír pênjaluké anaké lanang.Anak lanang siji-sijiné ora tau njalúk, njalúk pisan waé dhèwèké ora biså nuruti.Parjo pancèn arang nêmbúng njalúk marang wóng tuwané, wís kulinå såkå cilík, kêpingín klambi waé ora bakal nêmbúng marang wóng tuwané.Nèk ditukókné yå diênggo, nèk ora yå múng mênêng waé. Róng ndinå kêpungkúr Parjo sêmpat ngómóng marang bapaké,
"Pak,
pripún nèk kulå pênjênêngan pundhútké mótór, krédit mawón, mêngké kula tak ngojèk,
hasilé rak sagêd kanggé ngangsúr..., timbangané kulå nganggúr wóntên ndalêm,
sak mênika padós pêdamêlan nggíh angèl?!".
"Jo...,
Jo... åpå kowé ki ra ngêrti, dinggo nyukupi butúh sabên dinané waé kangèlan, la
kók dinggo tuku móntór!, kowé kuwi nglindúr pó piyé?"
"Nggíh sampún....".
***
Têlúng sasi
wís mlaku, rikålå wêktu ngasar Karmo, adiné lanang Pak Sarmín nyêdhaki lungguhé
Pak Sarmín têrús ngómóng kanthi sora lan sêmangat makantar-kantar, "Mas...
Mas Sarmín, ati-ati lho Mas... sakiki wis wiwít akèh pêncurian, malíng-malíng
wís mêrajaléla manèh, kåyå têlúng sasi kêpungkúr, iki malah tambah nêmên."
"Mo...
Mo! Ómóng kók pathing pêcóthót, mêrajaléla ki åpå cobå?"
"Hé... hé..., êmbúh Mas, wóng aku gúr mèlu-mèlu koran kaé kók! Níng tênan lho Mas, soalé síng diarah sakiki kantór-kantór manèh, biasané njikúk kónmutér, síng di jikúk åpå ya... anu, nèk
"Hé... hé..., êmbúh Mas, wóng aku gúr mèlu-mèlu koran kaé kók! Níng tênan lho Mas, soalé síng diarah sakiki kantór-kantór manèh, biasané njikúk kónmutér, síng di jikúk åpå ya... anu, nèk
ora
salah jênêngé cé... pé... u."
"Mbók
nèk ra mudhêng ki takón sík, dadi nèk ómóng ora ngisin-isini, kónmutêr ki bèn
mumêt på?!Síng bênêr ki kómputêr....., cah nèk ra tau mangan sêkolahan yå kåyå
kowé kuwi...."
Ngrungókké sindhirané kakangé, Karmo gúr njêgègès, malah têrús nêrangaké nganggo bahasa Indonésia.
Ngrungókké sindhirané kakangé, Karmo gúr njêgègès, malah têrús nêrangaké nganggo bahasa Indonésia.
"Coba bayangkan dalam satu bulan saja di
sêkitar kita ini sudah têrjadi lima kali pêncurian dan anèhnya sêpêrti di
jadwal.Hari ini sêbêlah barat, dua hari kêmudian timúr, têrús sêlatan, utara...
wah uédan tênan.Apa polisi tidak bêrtindak yå Mas?! Wah..... sungguh têrlalu!"
Karmo nirókaké gayané salah sawijiné pêran ing sinêtrón Êntóng.
"Iyå,
aku ngêrti, têrús aku kón ngåpå?" sêmauré Pak Sarmín.
"Lho....
Sampéyan niku pripún tho Mas, lha wóng kêmarin kan kantóré Mas Sarmín baru
dapat kiriman lima sèt kómputêr lêngkap, pasti mêréka sudah tahu. Saya yakin
lima ratús pêrsèn kalau sêbêntar lagi pasti mênjadi TO-nya para pêncuri
itu!".
"Kowé
kuwi ómóngan nyêlót ra nggênah, lé mu sinau bahasa Indonésia ki nèngêndi to Mo,
wóng yakin kók limangatús pêrsèn, éh.... Mo, TO kuwi åpå tó?"
"Wah
Mas Sarmín ki kurang gaúl tênan, TO itu singkatan dari Targèt Opêrasi!!you
know?!... yå opêrasinya pårå pêncuri itu," Sarmo njawab karo nyêngèngès.
"O...
alah Mo... Mo, mbók nyêbút.Lha wóng kowé kuwi gúr lulusan kathók cêndhak waé
kók kêmaki!"
Durúng suwé
anggóné pådå rêmbugan, Parjo katón nyêdhaki bapaké karo nggawa bungkusan.
"Pún
dangu, Lík?Niki kula tumbaské gorèngan, mumpúng taksíh angêt.Niki Pak kula
tumbaské sês, rêmêné bapak!"Parjo ngulúngaké rókók marang bapaké. Karmo
njawab pitakóné ponakané térús nyaút témpé gorèng lan lómbók rawít.
"Wah
kowé kalêbu wóng síng untúng, Mas!Anak múng siji, gèk ngêrti marang wóngtuwå.
Lha aku iki anak papat, jan blas ora ånå síng ngêrti siji-sijia. Åpå manèh
nukókké rókók, isané ya nyêlêri rókóké bapaké! Parjo ki sakiki kêrja nènggêndi
ta, Mas?"
"Ora
kêrjå åpå-åpå, nèk tak takóni jaré yå múng bísnís kêmbang karo kancané, kuwi
lho... síng jênêngé Jêmani karo Gêlómbang Cinta åpå piyé?Aku ra pati
mudhêng."
***
Wiwít soré råså atiné Pak Sarmín ora kêpénak, tansah was-was ora ånå jalarané. Biså ugå yå amarga pêngarúh ngimpiné dhèk wingi bêngi.Ngimpi síng kanggoné wóng-wóng jaman ndhisik ånå sasmita síng ora bêcík.Miturút piwulang Jåwå, ngimpiné ånå pérangan wêngi kang diarani puspåtajêm, miturút pårå pinisêpúh biyasané bakal numusi.Pak Sarmín ngimpi yèn untu nduwúr pathal siji.
Wiwít soré råså atiné Pak Sarmín ora kêpénak, tansah was-was ora ånå jalarané. Biså ugå yå amarga pêngarúh ngimpiné dhèk wingi bêngi.Ngimpi síng kanggoné wóng-wóng jaman ndhisik ånå sasmita síng ora bêcík.Miturút piwulang Jåwå, ngimpiné ånå pérangan wêngi kang diarani puspåtajêm, miturút pårå pinisêpúh biyasané bakal numusi.Pak Sarmín ngimpi yèn untu nduwúr pathal siji.
"Pak..., mbók rasah
digagas, lha wóng ngimpi kuwi kêmbangé wóng turu...," ngono sêmauré bojoné
rikålå dicêritani ngimpiné. Udåkårå jam wolu bêngi, Pak Sarmín mangkat mênyang
kantór nindakaké pakaryané jågå malêm.
Kirå-kirå jam sêtêngah siji
bêngi Pak Sarmín wêrúh klébaté wóng loro kang nuju marang ruang kómputêr,
sajaké nyubriyani, têrús dhèwèké ndhêdhêpi. Nyumurupi ruang kómputêr kasíl
dibukak, Pak Sarmín katón gêmêtêr, sikilé kåyå dipaku nèng njogan.Pak Sarmín
gumún, malíng saiki pancèn pintêr-pintêr tênan, lha wóng ruangan ånå kunciné
kók biså dibukak kanthi gampang.Diwanèk-wanèkké, Pak Sarmín nyaút kayu póthólan
sikíl kursi, nyêdhaki wóng loro kang mbukak ruang kómputêr, émané praupané wóng
loro mau ora katon, amargo ditutupi nganggo topèng.Sawisé cêdhak, Pak Sarmín
nggêtak sak rosané, dadi kagèté wóng sakklórón mau.
"Arêp dhå ngåpå
kuwi???"
Krungu suarané Pak Sarmín,
pawóngan síng isíh ånå njåbå kagèt têrús mlayu sipat kupíng. Luwih kagèt
pawóngan síng isíh ånå njêro, rikåla mlayu mêtu dhadhané diantêm nganggo kayu
sikíl kursi, "blukk!!!" tanpa sambat sak nalikå klêngêr, lan njêbabah
ånå têras. Nyumurupi síng digêbúg ambrúk, Pak Sarmín tambah gêmêtêr, katón
ngós-ngósan, têrús ndhéprók ånå cêdhakké pawóngan mau.Sakwisé gêmêtêré rådå
mêndha, topèngé pawongan mau dibukak.
"Lho... kók kowé,
Parjo!"
Pak Sarmín sémapút.
Wangsulana pitakon ing ngisor iki!
1. Apa
tema cerkak mau?
2. Sapa
wae paraga kang ana ing cerkak kuwi?
3. Kepriye
watak paragane?
4. Kepriye
alure?
5. Nang
endi wae latar crita ing cerkak mau?
6. Kepriye
sudut pandang cerkak mau?
7. Pitutur
apa kang ana wing cerkak sing mbok
semak mau?
8. Gawea
ringkesan cerkak sing kok semak mau!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. :
..........................................
|
SOAL REMIDIAL 3.2
Wangsulana pitakon ing ngisor iki!
1.
Coba andharake apakang diarani cerkak?
2.
Coba andharakeapa wae unsur unsur intrinsic cerkak kuwi!
3.
Coba andharakeapa wae
unsur unsur ekstrinsik cerkak kuwi!
4.
Jelaske apa kang
diarani alur!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. :
..........................................
|
SOAL PENGAYAAN 3.2
Wacanen Cerkak ing ngisor iki, trus wangsulana pitakon-pitakone!
KATHOK KODHOK
Ponakanku sing cilik dhewe lagi nangis. Tangise orakaya
biyasane. Ikigawe jengkele ibune sing lagi sibuk nyiapake mulang.Bojone durung
mulih saka nyambut gawe. Dene anak-anakeliyane wis padha mlebuneng kamare
dhewe-dhewe, njekutsinau nyiapake ujian komprehensif.
“Kang Letug, tulung ya, dijaga
anakku iki.Dineng-nengi ben orangganggu.Aku jan lagi bunegtenan
lho.”Panjalukeadhiku wadon iki.
“Ya, dak neng-nengane.” Aku
banjur mlaku nyedhakiponakanku sing umure
durung ana limang taun.
durung ana limang taun.
“Udah yah…Mama sedang sibuk tuh.
Kan kasihan kalauadik nangisterus..”Aku omong nganggo basa Indonesia.
Pancen
bocah jaman saiki basa jawa sing alus ora padhangerti. Mulaneing kulawargane
adhiku, basa padinane campur.Malahluwih akeh padhanganggo basa Indonesia.
Rasane lucu yen aku nyobanganggo basa jawa sing alus. Bocah-bocahe padha
oraseneng.Banjur miwiti nganggo basa Indonesia.Bocah-bocah uga wis ora nyebut
rama utawa ibu marangwongtuwane, nanging wis migunakake tembung Papa utawaMama.
“Kenapa menangis terus
Teta?Apa karena dinakaliMama?”
“We…weeee… Teta mau dibelikan baju baru…we…wee..”
Teta
jenenge ponakanku mau, kepengin ditukokake klambianyar.Mbokmenawa bapak ibune
mung durung sempat wae.
“Besok Pak Dhe belikan ya…mau enggak?”
Krungu
jawabanku mau, dheweke banjur ketok lega.Ngusap luh nengpipine, senajan ta isih
mimbik-mimbik manja banget.
“Besok Pak Dhe belikan yang
namanya celana kodok ya?Tahu enggak kamu?”
Jawabane ponakanku mung gedhek-gedhek. Ora ngerti
apakuwi sing jenengekathok kodhok. Kamangka dhek jaman cilikanku, kathokkodhok
kuwiistimewa banget.Saben bocah yenkrungu tembung kathokkodhok bisa banjur senenge
ora mekakat.Kathok kodhokdadi favorite bocah-bocah.Mergane yen dienggo angettur
ora mlotrak-mlotrok.
Aku banjur
crita marang ponakanku ngenani kathokkodhok kuwi.Sawatara crita bab kathok
kodhok, pikiranku kelingandhek jaman semanaaku duwe kathok kodhok sing anyar.
Aku dolananingkling karo kanca-kancaku neng ngomah.Nanging,blaik, ing tengah-tengahe
dolanan ingkling, akungebrok (ngising neng kathok). Suara pret….preet….
preeet…. banjur ambune wah…jan orakaruwan! Kanca-kancaku banjur padha bengok
alok:
“Oeeee, Letug ngebrok!Letug
ngebrok!”Mboko sijikanca-kancaku padha mlayu nyingkiri akukaro nutupirunge.
Aku mung
bisa nangis nggugug ditinggal kanca-kancaku.Aku nangis mergakathok kodhokku sing
anyar dadi reged kena abyuransaka wetengku.
Ora let suwe, nanging, sing nyedhaki aku ora liya
yaibuku. Aku oradinesoni.Ibuku malahmung gumujeng. Aku banjurdicandhak digawamenyang
wc.Ibuku ora wegah ngresiki regedanku.Ibuku ora wegahnyedhaki ambuneregedanku.
Ibuku ora wegah nyandhak awakku lan nyawikiaku. Ibuku oraduka weruh kathok kodhok
anyarku dadi reged.Lan akubanjur meneng anggonku nangis. Aku mandeng ibu singisih
gumujeng lan gawe tentreme atiku.
Kelingan pengalaman mau, aku mung bisa ngguyu
dhewe.Kathok kodhokkusing anyar wis reged lan mambu. Nanging aku bisa nemugumuyune
ibu sing ora ilang saka rasaku.Yen ingkulawarga isih ana ibu sing bisa
gumuyu,ngresiki reregedaninganak, sepira begjane wong nengalam donya yen akehsing
isih padha bisa gumuyu uga ngresiki reregedingurip bebrayan.
Wangsulana pitakon ing ngisor iki!
1. Apa
tema cerkak mau?
2. Sapa
wae paraga kang ana ing cerkak kuwi?
3. Kepriye
watak paragane?
4. Kepriye
alure?
5. Nang
endi wae latar crita ing cerkak mau?
6. Kepriye
sudut pandang cerkak mau?
7. Pitutur
apa kang ana wing cerkak sing mbok
semak mau?
8. Gawea
ringkesan cerkak sing kok semak mau!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. :
..........................................
|
coba gawea
synopsis saka cerkak “Sing Nandur Bakal Ngundhuh”!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. : ..........................................
|
coba gawea synopsis saka cerkak “Kathok Kodhok”!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. :
..........................................
|
Coba gawea synopsis saka cerkak “Durjana”!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. : ..........................................
|
SOAL TUGAS TERSTRUKTUR 3.2.1
Wacanen cerkak ing ngisor, trus wangsulana
pitakon-pitakon ing ngisor iki!
Susuh Manuk
Ana susuh manuk ing
sandhuwure wit Sana. Wis sawetara dina iki katan babone manuk nggawa pakan
kanggo anak-anake. Satemene Parta, Wanta, lan Trimakno lagi bae mangerteni
anane susuh mau. Nanging bocah-bocah mau padha ngarang crita yen meruhi paling
dhisik anggone manuk Thilang mau nusuh ing Sana.
“Wis suwe aku ngerti
nalika lagi gawe susuh,” kandhane Wanta.
“Aku ya wis suwe,”
imbale Parta.
“Aku ya wis suwe,”
Trimakno ora gelem kalah.
“Kang paling dhisik
mesthi aku!”
“Ora mungkin aku kang
dhisik dhewe!”
“Pokoke aku…!”
“Aku ngerti nalika
manuk mau golek susuh saka kebone Kang Mardi,” Wanta nyakinake kanca-kancane.
“Bener, aku ngerti sesasi
ndhisik,” ujare Parta luwih nyakinake.
“Aku wiwit rong sasi
kepungkur.”
“Yen kowe wis telung
sasi kepungkur, ateges anake wis padha gedhe lan bisa mabur adoh. Ateges susuh
mau wis ditinggal,” clathune Wanta sajak menang.
“Pokoke aku kang paling
nduweni hak marang anak-anak manuk mau,” ujare Parta.
“Ora bisa, kudune kang
duweni aku!” Wanta ora gelem kalah.
“Aku!”
“Aku!”
“Aku!”
Bocah telu ora ana kang
gelem ngalah. Kabeh rumangsa paling nduweni hak anak-anak manuk Thilang iku.
Meh bae dadi tukaran. Tujune Wanta bisa nyegah kanca-kancane amrih ora ana kang
mara tangan.
“Wis, wis, aja
regejegan terus. Mbok digawe bedhamen bae!” Wanta ngajak kanca-kancane.
“Maksude?”
“Ngene, biasane manuk
Thilang kuwi anake telu. Mbok dibagi siji-siji bae.”
“Wah, ide kang apik.
Aku setuju. Ning piye yen anake mung loro utawa siji?” Trimakno miterang.
“Yen ngana sapa kang
gelem menek, ya kuwi kang ngehaki manawa anake mung siji” usule Parta.
“Bener, aku setuju
usulmu,” ujare Trimakno.
“Yen anake loro?” Wanta
takon maneh.
….
Bocah-bocah mau wis
gawe pasetujon. Parta wiwit menek wit sana kang dhuwure watara rolasan meter
kuwi. Sawetara iku Wanta lan Trimakno rumangsa menang. Awit dheweke wis
mesthekake yen anak Thilang kuwi cacahe ana telu. Dadine ora susah kangelan
nanging wis entuk bagen. Nanging rasa seneng mau owah dadi sumelang. Awit bocah
loro mau ngerti manawa Parta arep tekan dhuwur.
Nalika iku Parta wis
meh bisa ngranggeh susuhing manuk. Katan pating bleber babone manuk aweh tandha
manawa ana bebaya tumrap anak-anake. Sanalika anak-anak Thilang mabur pating
bleber menyang wit Trembesi kang luwih dhuwur. Parta mung bisa mlongo. Kanthi
rasa cuwa dheweke bakal mudhun. Sikile rasane kaya-kaya dilolosi balunge.
Sakujur awak krasa gemeteren. Kanthi ngrangkul wit sana Parta nangis gero-gero.
Mangerteni kancane ora bisa mudhun, Wanta lan Trimakno bingung. Arep nulungi
nanging kepriye carane? Bocah loro mau mung bisa nangis kaya Parta. Krungu ana
bocah pating jlerit, Kang Mardi mara. Kang Mardi lagi nggarap tegale kang ora
adoh saka kana.
“Ana apa kok pada
nangis?”
“Ka,,,ka,,,kae Kang,
Par, Par, Par, Par,,,ta,,,” jawabe Wanta karo nuding wit sana papane Parta
ngrangkul kenceng kanthi banget kaweden.
“Wis kana njiliha andha
Pak Wangsa!” prentahe Kang Mardi menyang Wanta lan Trimakno. Kang dikongkon
enggal-enggal ngleksanakake. Ora let suwe Parta kasi ditulungi kanthi slamet.
Ora lali ngaturake panuwun marang Kang Mardi.
“Mangkane bocah-bocah,,
aja padha gawe apa kang wis ana ing alam iki dadi owah. Kaya manuk iku wis duwe susuh ing kana ya ben
aja di otak-atik. Ben padha urip tentrem. Aja dijupuk aja dirusak! Malah kudu
dijaga ben tetep asri alam iki,” pituture Kang Mardi.
“Nggeh Kang nyuwun
ngapura, ra maning-maning rebutan susuh manuk malah gawe manuke mabur lunga
saka susuhe,” wangsulane bocah telu iku.
Parta, Trimakno lan Wanta banjur
balik omah lan ora pan maneh-maneh jupuk susuh manuk maneh.
#cuthel#
Pitakonan kang bisa nuntun wawan rembug cerkak ”Susuh Manuh”
1. Sebutna paraga ing sajroning cerkak ”Susuh Manuk”!
2. Apa kang ditindakake dening
bocah-bocah nalika ngeti yen ing wit Sana ana susuh manuk?
3. Miturut panemu bergadamu, kepriye
watake bocah telu kae?
4. Sebutna babagan kang becik magepokan
karo isi cerkak ”Susuh Manuk”!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. :
..........................................
|
SOAL TUGAS TERSTRUKTUR 3.2.2
Wacanen cerkak ing ngisor, trus wangsulana
pitakon-pitakon ing ngisor iki!
JOKO BODHO MENYANG
NGAYOGYAKARTA
“Joko…..Joko, wis rampung aduse durung!”
“Durung Pakdhe, lha…cepet-cepet ana apa tha Pakdhe?”. Saking Pakdhe
Darsono wis wanyel karo Joko Bodho, Pakdhe Darsono ora jawab pitakone Joko
Bodho. Joko Bodho sing tenang-tenang kawit mau ora ngerti maksude Pakdhene kok
deweke dokokon cepet-cepet aduse. Bubar adus Joko Bodho banjur nemoni Pakdhene
sing tenguk-tenguk ana ngemper omah lagi jagongan karo Pak Burhan.
“Ana apa tha Pakdhe, kok sajake wong meh ketinggalan sepur wae tha
Pakdhe?”. “Wo…alah…le..le..bocah paling lelet dhewe. Ana…..apa…ana…apa kawit
dek mau. Lha kowe ora ngerti tha dina iki jarene arep menyang Malioboro tuku klambi
anyar dienggo bagdan. Wis tak tunggu malah lelete….Masyaallah….paringana
sabar!”. “Wo….iyo…yo..Pakdhe nuwun sewu aku lali tha Pakdhe!”. “Uwis gawe wong
nunggu saiki njaluk duwit sewu karepmu iku apa tha le..!!!!”. “Pakdhe niki
pripun tha aku iku njuluk pangapura boten nuwun duwit sewu!”. “Yo…wis…wis ayo
padha mangkat silak ketinggalan sepur mengko!”.
Joko Bodho karo Pakdhene menyang stasiun Solo Balapan numpak sepur
Paramex menyang stasiun sing cedhak kara Malioboro. Saben wong mbayar 10000
lagi enthuk karcis lan bias numpak sepur. Pakdhe Darsono ora duwe pilihan kudu
mbayar karcise Joko Bodho amarga deweke ora ngawa duit amarga dikesusukake
Pakdhene.Bubar entuk karcis Joko Bodho karo Pakdhene nungggu ana kursi. Ora ana
sepuluh menit sepur sing arep menyang Yogya teka. Mbanjur Jaka Bodho lan
Pakdhene numpak neng sepur, saking wakehe uwong Joko Bodho kara Pakdhene
mlencar ana panggonan bedha.
Bubar enthuk panggonan Pakdhe Darsono lagi eling yen dheweke kelangan
Joko Bodho.Banjur dheweke goleki Joko Bodho ana ing gerbong-gerbong sepur.
Dheweke was-was yen Joko Bodho didhuke ana ing dalan amarga ora duwe karcis
sepur, amarga karcis sepure digawa Pakdhene.
Bedha karo Jaka Bodho, dheweke malah enak-enakan turu semenden ana
jendelane sepur bubar enthuk panggonan sing kepenak. Dheweke ora krasa yen
dheweke pisah kara Pakdhene. Kernete wis njaluki karcis sepur, nanging Jaka
Bodho tetep wae turu malah nganggo ngorok. Kernet sepur ngerti Joko Bodho
durung mbayar, banjur nangekake Jaka Bodho.Jaka Bodho kaget, “Ana apa iki? Lagi
kepenak turu malah diganggu!, wis…ngaliha kana aku arep turu maneh ngatuk, dhek
wingi aku randha nganti bengi, aku isih ngantuk!”. “Wo..alah….mas-mas…njenengan
niku dereng mbayar , pundhi karcis sepure?”. “Waduh………waduh… mas..mas karcise
digawa kara Pak…dhe…..ku!” omonge Jaka Bodho Karo nduding kursi sebelahe,
nangging sing neng sebelahe ora pakdhene nangging wong liya. “Pundhi mas Pakdhe
jenengan, napa niki?”. “Mboten…mboten kula mboten Pakdhene mas niki, kula niku
Mahasiswa ajeng sekolah menyak Yogya!!!”. “Nuwun sewu mas darakake njenengan
niki Pakdhe kula?”.Raine Joka Bodho langsung abang branang amarga kisinan,
mbanjur kernet sepur njaluk maneh karci sepure menyang Joko Bodho. Joko Bodho
binggung piye carane mbayar karcis lha wong dheweke ora ngawa duwit. Joko Bodho
karo kernete padha sesumbar sing ora jelas, nganti anggawe tontonane wong akeh.
Pakdhe Darsono ngerti wong rame-rame ana apa, banjur ditekano ana apa
tha?. Mbareng wis chedak dheweke ngerti yen bocah gedhe duwur iku ponakane Joko
Bodho. Mbanjur dheweke nekani lan ngomong apa tha masalahe nganti polahe
ponakane kuwi ngawe tontona sak sepur. “Iki ana apa tha?”. “Allhamdullilah
Pakdhe tasih urip tha?”. “Bocah ora ngerti aturan, aku dikirane wis mati,
yo..wis tak tinggal maneh wae!”. “Ampun…ampun Pakdhe kula mboten ngomong niki
maleh”. “Yo….wis ana apa iki padha rame-rame neng kene?”.“Ngenten lho pakdhe
kernet niki nyuwun karcis kalih kula, lha kula khan mboten gadah karcisipun
Pakdhe”. “Yo wis iki mas karcise aku karo ponakanku”. “Nggih pak matur nuwun”.
Mung siji setengah jam wae sepure wis tekan ana stasiun cedhak karo
Malioboro. Joko Bodho karo Pakdhene banjur mudhuk lan mlaku ara ana 500 meter
wis teka ana Malioboro.
Teka Malioboro Joko Bodho ndelok-ndelok klambi ana ing toko lan eperane
toko akeh sing dodolan klambi apik-apik. Joko Bodho kepincut karo klambi batik
motif kembang dicampur manuk merak warnane ijo rada biru.Dheweke mbajur ngamong
Pakdhene yen dheweke kepingin klambi kuwi.
“Pakdhe kula nuwun klambi niku nggih”. “Yo wis ndang cepet dibungkus
silak kesoren, kowe yo during tuku kathok karo sepatu sandal dienggo solat id
tho?”. “Inggih Pakdhe, njenengan niku moten pelit-pelit sanget”. “Dadi aku kudu
mbayari klambi, kathok, karo sepatu sandalmu.Masyaallah… nuwun sabar ngadepi bocah
koyo ngene”. “Yo….iya..thak mbayari neng mengko tekan ngomah duwitku diganti
ya?”. “Inggih Pakdhe pasti niku”.
Bubar Joko Bodho rampung blanja keperluane, mbanjur pakdhene ngajak
mangan ana restoran padang. Neng kono Joko Bodho mangan akeh banget saking
kekeselen blanja menyang Malioboro.Telung piring Jaka Bodho enthek mangan,
Pakdhene mbatin rugi tenan yen ngajak Joko Bodho lunga. Pakdhene ngumun blanja
lan mangane Jaa Bodho wis enthek wolungatusewu. Pakdhene kapok-kapok tenek aro
arep ngajak lunga Joko Bodho maneh.Pokokke kapok…kapok tenan, pantesan wae
bapak ibune njenengi anake Joko Bodho, lha uwonge koyo kebo sawah
ngendulak-ngenduluk.
Pitakonan kang bisa nuntun wawan rembug cerkak ”Susuh Manuh”
1. Apa
tema cerkak mau?
2. Sapa
wae paraga kang ana ing cerkak kuwi?
3. Kepriye
watak paragane?
4. Kepriye
alure?
5. Nang
endi wae latar crita ing cerkak mau?
6. Kepriye
sudut pandang cerkak mau?
7. Pitutur
apa kang ana wing cerkak sing mbok
semak mau?
8. Gawea
ringkesan cerkak sing kok semak mau!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. : ..........................................
|
SOAL TUGAS TERSTRUKTUR 4.2.1
Wacanen cerkak“Susuh Manuk”!, trus coba gawea
synopsis saka cerkak “Susuh Manuk”!
Nama :
..........................................
Kelas :
..........................................
No :
..........................................
Sekolah :
..........................................
Hari, tgl. :
..........................................
|
SOAL TUGAS TERSTRUKTUR 4.2.2
Wacanen cerkak“Mung Saukara”!, trus coba gawea synopsis
saka cerkak “Mung Saukara”!
Lampiran 1
Pasinaon nyemak cerkak yaiku kang nyemak kudu waspada lan ngerti marang tembung lan
isi crita., kenal marang lakon lan paraga crita, kahanan, sarta setting lan
liya-liyane. Cerkak yaiku wacan kang kalebu crita
narasi lan isine nyritakake prastawa kang dialami paraga kanthi urutan wektu
tinamtu.
Titikane cerkak yaiku isine
nyritakake, ana kedadeyan, ana paraga, lan ana wektu kedadeyan.
Unsur-unsur
intrinsikcerkak :
a.
Tema yaiku saripatine kang diandharake utawa kang
dicritakake. Tema uga bisa diarani underan utawa punjeraning crita. Tema kuwi
wujude saka satembung utawa rong tembung. Tema-tema kang asring ana ing cerkak, kayata: pribadi, sosial,
kesehatan, sosial budaya, lan sapiturute.
b.
Paraga utawa takoh yaiku wong kang maragani crita
Paraga kuwi
kang ndadekake alur rinipta.Amarga kanthi paraga, alur bisa kadadeyan.Tingkah
polahe paraga bisa ndadekake konflik. Miturut sesambungane alur lan paraga, ana
paraga sentral, paraga latar, lan paraga bawahan. Paraga sentral kuwi ndadekake
alur dumadi, paraga latar kuwi nguripake latar, dene paraga bawahan kuwi mung
saderma njangkepi.
Miturut sipate, paraga ana
telu werna yaiku :
§ Paraga utama uatawa protagonist
§ Paraga mungsuh utawa antagonis
§ Paraga tambahan uatawa tritagonis
Paraga
utama utawa tritagonis, digambarake sawijining pawongan kang jujur, menthi
benere, lan apikan. Paraga antagonis kuwi sawijining paraga kang musuhi paraga
protagonis, dene takoh tritagonis, arupa takoh kang nduweni sipat nengahi utawa
kang nggawe rukune paraga protagonis lan antagonis.
c.
Watak kuwi nggambarake sipat kang dinduweni paraga
siji lan sijine ing sajroning crita. Ing crita, paraga ora mung nduweni sipat
kang apik nanging uga ana kang nduweni sipat ala. Watak lan paraga ora bisa
dipisahke, amarga pawongan kang jenenge paraga mesti anduweni sipat kang
kenenge watak saengga bisa kanggo nguripake paraga. Tuladha watak ing paraga cerkak, kayata: apikan, seneng tetulung,
seneng ngresula, pasrah bongkokan, manutan, lan liya-liyane.
d.
Alur utawa
lakune crita yaiku lakune cerita utawa urut-urutane cerita. Runtutane
alur ing cerkak yaiku:
1.
Jejer
(Pengenalan)
2.
Paseban
(Penanjakan)
3.
Prang gagal
(Puncak)
4.
Dhodhogan
(Peleraian)
5.
Paripurna (Penyelesaian)
Dene alur
uga kagolonorae dadi 3 :
§ Maju utawa
progresif, yen anggone cerita saka kaanan saiki nganti sateruse
§ Mundur
utawa flashback, yen anggone cerita saka kaanan saiki terus ngandharake kaanan
kang kepungkur
§ Campuran,
ing alur diandharake bab ngenalake para paraga, konflik/ prekarane para paraga
lan kepriye para paraga ngrampunorae prakarane.
e.
Latar utawa setting yaiku perangan kang neranorae
papan, wektu, lan swasana/ kahanan kelakone kedadeyan ing crita iku. Latar papan
nggambarake ana ngendi crita kasebut. Latar wektu ngandarake kapan kadadeyane
crita kasebut, dene yen latar swasana utawa kahanan nggambarake swasana utawa
kahanan kang dumadi ing sajroning crita.
f.
Sudut pandang yaiku kalungguhane pangripta ing
sajroning crita. Ana telu sudut pandang kang biasane dienggo pangripta kanggo
mbeberake paraga ing ceritane.
§ Pawongan kapisan minangka paraga utama,
lumrahe nganggo tembung punjeraning dhiri pribadhi aku.
§ Pawongan kapisan dadi paraga sampingan,
lumrahe nganggo tembung aku, ananging kang diceritakake kanthi njelimet kuwi
wong kang cedhak karo aku, kayata: bapake, ibune, sedulure, utawa mitrane.
§ Pawongan katelu sarwa weruh, lumrahe nganggo
tembung dheweke utawa nyebutake jenenge paraga. Ing kene, pangripta kayadene
dhalang kang nglakokake para paraga.
g.
Gaya bahasa utawa lelewaning basa yaiku basa kang
digunakake pangripta ing sajroning cerita
h.
Pitutur utawa pesan (amanat) yaiku pesen kang arep
di aturake dening pangripta marang pamaos, utawa pesen apa kang sinandhi utawa
kapetik ing crita iku.
Unsur-unsur ekstrinsik cerkak:
Unsur
ekstrinsik kuwi samubarang kang ana ing sanjabane crita kang duweni sambung
rapete klawan cerita kang diandharake.Lumrahe unsur ekstrinsik kuwi ora bisa
kapisahake klawan dhiri pribadhine pangripta, amarga samubarang kang ana angane
pangripta melu nduweni urun marang dumadine crita.Wujud unsur ekstrinsik kabagi
dadi rong jinis.
a.
Saka Pangripta:
ü Kapitayan
(agama) pangripta
ü Adat-istiadat
kang ana ing papan dununge pangripta
ü Papan
dununge pangripta
ü Pawiyatan Pangripta
b.
Saka Nilai Kang Ana ing Masyarakat
ü Nilai
Sosial/ Budaya
ü Nilai
Ekanami
ü Nilai
Religius
ü Nilai
Histaris
ü Nilai
Kriminal
ü Lsp
Titikane cerkak
yaiku isine nyritakake, ana kedadeyan, ana paraga, lan ana wektu kedadeyan. Cerita cerkak utawa cerkak (basa Indonesia: Cerpen) klebu gancaran utawa prosa sastra. Cerkak bisa di rembug mawa dhiskusi.
Diskhusi uga bisa diarani wawan rebug/ musyawarah kanthi tujuan lan arah kang
cetha. Sajroning diskusi para anggota utawa panyarta diskusi kudu aktif kabeh.
Nalika arep nindakake wawan
rembug kang kudu ditindakake:
1.
Nemtakake bergada (kelompok)
2.
Saben bergada nemtakake ketua kelompok lan juru
tulis (sekretaris)
3.
Jejibahan kang kudu ditindakake ketua kelompok yaiku
minangka moderatar kang mbagi wektu lan giliran omong anggota bergada
4.
Tugas juru tulis yaiku nulis panemu (pamanggih),
panyaruwe (pitakonan) lan jawaban ing sajroning wawan rembug
5.
Nulis dudutan (simpulan) sawise wawan rembug lan
ngaturake laporan marang guru.
Miturut
wong kang ora kangelan mangerteni tembung-tembung ing basa Jawa, maca cerkak kalebu kagiyatan kang nyenengake.
Maca kanthi seru (membaca nyaring) kudu cetha, nengenake ing kaendahan lan
paugeraning tembung. Jiwa sajroning maca cerkak
uga kudu digatekake. Sabanjure kang wigati liyane yaiku intanasi, cendhak
dhuwure pangucapan. Kabeh mau kanggo nggambarake kaya kahanan sanyatane paraga
utawa takoh lan setting.
Wacana narasi
yaiku karangan kang nyritakake saweneh
prastawa kanthi runtut, jlentreh, ceritane kranalogis, cetha paraga lan latare
darta alure.
Ancase
karangan narasi yaiku nritakake pengalaman uripe wong ing saperangan wektu
utawa bisa uga karangan kang minangka asiling rekadaya pikirane pangripta. Mula
supaya bisa nggambarake kaya kasunyatane ing karangan narasi kudu an paraga,
papan, swasana, urutan kedadeyan lan sapanunggalane.
Ciri-ciri
wacana narasi yaiku
§ Ceritane
runtut
§ Ana alure
§ Ana
paragane
§ Ana tumindak ing sajroning crita
§ Crita mau ditindakake ing sajroning wektu
Wacana narasi ana 2 werna :
1. Narasi
ekspositaris yaiku narasi kang duwe ancas
menehi ngerti para pamaos supaya tambah pangertene.
2. Narasi sugestif yaiku narasi kang nyritakake surasa utawa makna lumantar pangangen-angen
utawa imajinasi.
Wacana narasi uga bisa digunakake kanggo sinopsis cerkak.Sinopsis utawa tanggapan ngenani
cerita minangka slah sijining kagiyatan kang lumrah dilakoni sarampunge maca cerkak, novel, utawa roman. Sinopsis bisa kaujud minangka pawongan kang
maca mau nliti unsur-unsur kang dadekake karya sastra kang lumrahe sinebut unsur instrinsik lan
ekstrinsik.
Sinopsis mujudake ringkesan sawijining karya sastra
(nganggo basane dhewe) kang wis diwaca dening pawongan tartamtu, kanggo
dimangerteni pawongan liya. Babagan kang kudu ana ing sajroning sinopsis yaiku
identitas utawa ciri-ciri karya sastra lan unsur-unsur karya sastra
kasebut.sadurunge nulis sinopsis, identitas buku kudu diandarake kanthi
komplit, kayata: Judul Buku, Pangripta, Taun Terbit, Gunggunge Kca, Penerbit,
Rega (yen ana), unsur-unsur instrinsik lan ekstrinsik, sawise kuwi nembe
ringkesaning cerita.
Identitas Buku
a.
Judul :
b.
Pangripta :
c.
Taun terbit :
d.
Gunggunge kaca :
e.
Penerbit :
f.
Rega :
Unsur-Unsur
a.
Instrinsik :
b.
Ekstrinsik :
Sinopsis
|
0 komentar:
Posting Komentar